Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dede, Susah Cari Penumpang Angkutan Umum Sejak PPKM, Kini Gunakan Pinjaman demi Bertahan Hidup

Kompas.com - 28/07/2021, 05:00 WIB
I Kadek Wira Aditya

Editor

SUBANG, KOMPAS.com - Para sopir angkutan umum di Subang kehilangan penghasilan selama adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Salah satu satu sopir angkutan umum minibus Subang-Bandung, Dede Ahmad (45) menceritakan, ia dan sopir lainnya hampir 100 persen kehilangan penumpangnya sejak PPKM ditetapkan berlangsung mulai 3 Juli 2021.

Baca juga: Mulai Agustus, Sekolah dan Pesantren di Jabar Jadi Sentra Vaksinasi

"Kalau lagi normal, kita jam segini sudah narik rit (perjalanan bolak-balik) kedua. Rit pertama itu subuh balik ke Subang sekitar pukul 09.00. Kalau sekarang justru kita belum narik," ungkap Dede dikutip dari Tribun Jabar.

Ia yang biasanya menunggu penumpang di halte Pasirkareumbi, Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Subang, tampak kosong kursi kendaraannya.

Begitu pula puluhan kendaraan lain yang berjajar tidak jauh dari kendaraan Dede, tak satu pun penumpang yang ada.

Baca juga: Catat, Ini 13 Bansos yang Bisa Didapatkan Warga Jabar Saat PPKM Level 4

Ia mengatakan, kondisi seperti saat ini dialami semua sopir sejak diberlakukannya PPKM Darurat Jawa-Bali.

"Sebenarnya pas ada Corona itu parah, kita cuma bisa narik dua rit. Sekarang pas PPKM ini makin parah lagi. Jam segini satu penumpang pun belum ada," ungkapnya.

 

Keluhkan dampak PPKM

Selain kondisi kesulitan penumpang, ia juga mengeluhkan akibat kondisi PPKM membuat arus lalu lintas kendaraan disekat.

"Sudah mah kita narik paling cuma lima orang, jalan juga diputar-putar, tambah habis solar saja jalan makin jauh," ungkapnya.

Dede juga terpaksa bertahan hidup dengan pinjaman karena satu-satunya pencaharian sebagai sopir angkutan umum juga sangat terdampak selama PPKM.

"Kondisinya begini, kita bisa apa? Sebenarnya enggak kena PPKM juga, muatan (penumpang) kita sudah minim," ungkapnya.

"Bukan cuma kita yang ke Bandung, para sopir angkot yang masih di dalam kota juga sama, semua muatannya enggak ada. Orang mau ke mana PPKM begini. Pasti jawabnya ribet harus ada surat ini itu lah," tambah Dede.

 

Berangkat pun tunggu penumpang lain

Dampak PPKM juga dirasakan penumpang angkutan umum. Kosim (40) mengatakan, ia harus menunggu penumpang lainnya agar dirinya bisa berangkat ke tempat tujuannya.

"Kata sopirnya nunggu sewaan lain, enggak mungkin narik saya doang. Saya di sini dari pagi. Aturan tadi jam 11 siang juga sudah berangkat biasanya," ungkapnya.

Kosim yang berasal dari Wanareja, terpaksa menunggu penumpang lain bersama sang sopir yang mau mengantarnya ke Bandung.

Sebelumnya, ia sempat pulang kampung untuk menjenguk keluarganya. Kosim sendiri ke Bandung untuk berkerja sebagai buruh kuli bangunan.

"Saya dari Wanareja rencananya mau ke Bandung, besok sudah masuk (kerja)," ungkapnya

Kendati demikian, ia yang satu-satunya calon penumpang ke Bandung itu belum bisa berangkat karena tak ada penumpang lain.

"Kita mah bisa apa, kendaraan sendiri saya enggak punya," ungkapnya.

Kosim berharap PPKM segera berakhir karena pekerjannya juga jadi terhambat.

"Saya cuma mau ke Bandung saja sulit. Kebayang ini berapa mobil yang enggak bisa narik karena muatannya enggak ada," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jeritan Sopir Angkutan Subang-Bandung, Tak Ada Penumpang, Bertahan Hidup Andalkan Pinjaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com