Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Ganjil Genap di Sumedang, Warga: Ini Kota Kecil Tidak Seperti Jakarta, Harusnya Tak Perlu

Kompas.com - 27/07/2021, 18:19 WIB
Aam Aminullah,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengeluhkan pemberlakuan sistem ganjil genap kendaraan di wilayah Sumedang kota.

Sistem ganjil genap ini akan diberlakukan hingga perpanjangan PPKM level 4 berakhir, yaitu pada 2 Agustus 2021.

Warga Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Maman (38) mengatakan, sistem ganjil genap yang mulai diberlakukan hari ini membuat jalur alternatif macet akibat banyak kendaraan yang tidak bisa masuk ke jalur jalan protokol Sumedang kota.

Baca juga: Sudah 7 Bulan, Korban Longsor Sumedang Belum Terima Kepastian Relokasi

"Iya kami tahu hari ini ada ganjil genap, jadinya di sini (Talun) macet. Macet parah, pakai motor juga susah bergerak kalau tadi pagi," ujar Maman kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

Hal senada disampaikan Eko (42). Menurutnya, Sumedang hanya kota kecil. Sehingga pemberlakuan ganjil genap ini kurang tepat diterapkan.

Baca juga: Ibadah Umrah Dibuka dengan Syarat Karantina 14 Hari, Kemenag Sumedang: Biaya Tambahannya Memberatkan

"Iya Sumedang ini kan hanya kota kecil, tidak seperti Jakarta. Harusnya tidak perlu ada ganjil genap. Dampaknya bisa dilihat sendiri, jalur-jalur alternatif yang mengelilingi wilayah Sumedang kota seperti di Talun ini jadi macet," tutur Eko.

Untuk itu, kata Eko, warga berharap agar pemerintah daerah mengevaluasi kebijakan sistem ganjil genap ini.

"Harapan kami ganjil genap ini dievaluasi. Karena kalau tujuannya mengurangi mobilitas warga ini justru tidak tepat. Kendaraan malah menumpuk di jalur alternatif dan justru menimbulkan kerumunan akibat kemacetan," sebut Eko.

 

Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, ganjil genap diberlakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2021, tentang PPKM level 4.

Pihak kepolisian, kata Dedi, menjalankan ganjil genap untuk mendukung upaya pemerintah dalam pelaksanaan PPKM level 4 tersebut. Di mana, output-nya dapat mengurangi mobilitas warga, sehingga membantu pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19.

Baca juga: PPKM Level 4, Polres Sumedang Berlakukan Ganjil Genap

"Sejauh ini, aturan PPKM, PPKM Darurat, hingga level 4 di Sumedang terbukti dapat menurunkan angka kasus warga yang terpapar Covid-19. Kami berharap, dengan diberlakukannya sistem ganjil genap ini warga juga mematuhinya. Warga bersabar, karena ini juga untuk kebaikan bersama dalam memutus rantai penyebaran Covid-19," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com