Rizqa mengaku sempat dimintai keterangan oleh aparat kepolisian setelah promo kedainya viral di media sosial.
Rizqa pun memahami konteks kepolisian meminta keterangan darinya.
"Saya minta maaf kepada masyarakat jika pemasangan spanduk kemarin meresahkan," kata dia.
Rizqa meminta agar masyarakat jangan terprovokasi oleh berita-berita di media sosial yang merujuk pemberitaan negatif kepada aparat pemerintah.
Sebab, dirinya pun selalu mendukung kebijakan pemerintah.
Sementara itu, Angga Wisesa, warga Kampung Jayaraga, Desa Jayaraga, mengakui bahwa sejak baliho tersebut dipasang, kedai ramen yang biasanya jadi tempat jajan anak-anak muda di Garut tersebut langsung dibanjiri pengunjung.
Namun, tidak lama kemudian, baliho diturunkan dan sore harinya kedai sudah tutup.
"Langsung ramai tadi juga, tapi tidak lama banner-nya langsung dicopot Satpol PP," kata Angga.
Angga yang tinggal di seberang kedai Ranjang 69 melihat bahwa pada hari-hari biasa, kedai tersebut memang selalu ramai pengunjung.
Namun, di masa PPKM darurat, kedai tutup dan baru buka kemarin dengan promo beli satu gratis satu.
"Makanya langsung ramai diserbu, promonya beli satu gratis satu," kata Angga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.