Fenomena ini, kata Nira, bisa berdampak meluasnya klaster keluarga. Sebab tidak semua masyarakat rumahnya cukup dipakai untuk isolasi mandiri.
"Karena yang sakit tak jujur dan ternyata positif dan menularkan anggota keluarga lain," kata Nira.
Selain itu, pegobatan terhadap pasien kurang maksimal. Sebab mereka yang tak melapor ke tenaga kesehatan membeli obat berdasar pencarian di internet.
Nira mengatakan, setelah konsultasi di layanan tersebut, masyarakat diharapkan sadar untuk melakukan tes di fasilitas kesehatan.
Baca juga: Terdampak PPKM, Pedagang Pasar Matawai Sumba Timur: Saya Menangis Setiap Sore...
Lalu jika rumahnya tak memungkinkan isolasi mandiri, maka bisa menggunakan tempat isolasi terpusat di masing-masing kecamatan.
Jika ada keluhan, tim dokter mengarahkan apa yang harus dilakukan pasien. Hal ini, untuk memutus rantai penularan dan mempercepat terap penyembuhan dengan pengobatan.
Terkait hal ini, IDI Banyuwangi berharap Satgas Covid-19 lebih mengintensifkan pelacakan warga bergejala di tingkat RT atau RW.
"Satgas di Desa ada anggota kesehatan, yang bisa melacak masyarakat yang bergejala dari laporan RT-RW, jika ada maka segera lapor ke Satgas Kecamatan," kata Nira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.