Penjelasan Diperindag Batam: dibongkar untuk renovasi, tapi ada oknum sewakan lapak untuk ditinggali
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau mengaku bahwa pihaknya tidak memiliki opsi bagi warga yang saat ini masih memilih tinggal di area tersebut.
Adapun pembongkaran ini, menurut dia, dilakukan setelah lelang pembangunan area baru telah selesai dilaksanakan.
Selain itu, proses pembongkaran ini juga merupakan salah satu syarat dari pihak Kementerian, agar Pemerintah Pusat dapat menurunkan dana pembangunan kembali Pasar Induk Jodoh.
"Pembongkaran salah satu syarat dari Kementerian agar dana turun. Karena lelang sudah selesai dan lokasi ini akan dibangun kembali dengan konsep yang lebih modern," papar Gustian Riau melalui telepon, Senin (26/7/2021).
Gustian mengakui bahwa selama ini pembongkaran memang terkendala dengan adanya warga yang memilih tinggal di area tersebut.
Sebab setelah tidak digunakan, Gustian mengakui ada oknum yang menjual lokasi lapak dan disulap menjadi rumah sederhana serta disewakan dengan harga murah.
"Sudah setahun dan kami memang terkendala karena ada oknum yang sengaja menyewakan lapak untuk tempat tinggal. Tapi kali ini sudah tidak bisa ditunda lagi," terang Gustian Riau.
Walau demikian, Gustian juga mengakui bahwa pihaknya menerima permintaan dari warga agar diberikan lahan atau lokasi untuk tempat tinggal baru.
"Hal itu tidak dapat kami penuhi. Untuk itu kami berikan SP 3 kepada para penghuni disini, sejak satu tahun lalu. Intinya sudah kami berikan waktu sangat lama, namun tetap tidak pindah juga dan akhirnya kita eksekusi," pungkas Gustian Riau.
Sebelumnya renovasi pasar Induk Jodoh ini akan dilakukan pada tahun 2022 mendatang.
Nantinya pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan pembangunan pasar yang lebih modern, dengan memisahkan pasar basah dan pasar kering sehingga memudahkan masyarakat Batam, serta menjadi lokasi percontohan mengenai konsep pasar modern di wilayah Kepri.
"Akan dibangun kembali lima lantai dengan konsep pasar basah dan kering dipisah. Serta lebih nyaman dibanding dengan pasar yang sudah ada," pungkas Gustian Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.