"Bersih-bersih, jika sudah dibuka kami sudah siap terima wisatawan," kata Arif.
Hal yang sama diungkapkan Pengelola Basring Underwater, Sukirno. Ia mengatakan ada 60 orang yang terdampak kebijakan ini.
Mereka mulai dari guide, pedagang, hingga petugas lainnya yang bekerja di Basring Underwater.
Dari jumlah tersebut hingga saat ini juga belum ada bantuan dari pemerintah setempat.
"Tanpa pemasukan sejak PPKM Darurat. Wisata ditutup sedangkan kami mengais rejeki dari wisata," kata Sukirno.
Sukirno berharap, wisata segera dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Kemudian menempatkan satu petugas bain kepolisian dan Satpol PP di obyek wisata untuk mengatur protokol kesehatan.
Baca juga: Anggota DPRD Banyuwangi yang Ngeyel Gelar Hajatan Saat PPKM Didenda Rp 500.000
"Harapan segera dibuka, ada pembatasan dan prokes ketat," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, masih melakukan pendataan jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Adapun jumlah pekerja di sektor pariwisata di Banyuwangi diperkirakan sekitar 7.000 orang.
"Saat ini kami sedang pendataan karena selama ini kami tak punya data yang valid. Dengan situasi yang berubah-ubah ini, kami kan enggak tahu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda saat dihubungi, Jumat (23/7/2021).
Pendataan dilakukan sesuai nomor induk kependudukan (NIK). Data ini nantinya akan diajukan ke pemerintah pusat jika bantuan sudah turun.
"Sekarang berbasis NIK, biar enggak dobel karena bantuan bisa dari mana saja, pemda, pemprov (pemerintah provinsi), dan pusat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.