Hal-hal penyebab tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 di Karawang
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Karawang di antaranya lantaran banyak industri yang melanggar ketentuan, belum tercapainya target vaksinasi, hingga keterbatasan intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU) di rumah sakit.
"Karawang punya gambaran spesifikasi berbeda. Klaster kita salah satu penyumbang terbesar kita adalah industri," kata Cellica kepada Kompas.com, Senin (26/7/2021).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang, saat PPKM Darurat diterapkan pada 3 sampai 20 Juli 2021, ada 216 perusahaan di Karawang yang memperoleh izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI) sektor kritikal. Kemudian yang mendapat IOMKI sektor esensial sejumlah 296 perusahaan.
Cellica menyebut sejumlah perusahaan sektor esensial ada yang mendapat rekomendasi menjadi kritikal. Sebuah perusahaan sepatu salah satunya, mendapat rekomendasi sektor kritikal. Rupanya perusahaan itu juga mempunyai pabrik yang bergerak di bidang alat kesehatan.
"Akhirnya 15 ribu pabrik karyawan tersebut tetap bekerja karena ada rekomendasi," kata Cellica.
Bupati Cellica akui Pemkab Karawang sempat kebingungan
Lantaran sempat kebingungan lantaran mobilitas masyarakat tak terbendung, Pemkab Karawang kemudian melapor ke Pemerintah Pusat.
Sebab, sejumlah perusahaan masih melakukan work from office (WFO) 100 persen. Padahal hal itu hanya diperuntukkan bagi perusahaan sektor kritikal. Sektor perusahaan itu pun direvisi dan dikembalikan ke sektor esensial.
Selain itu, kata Cellica, capaian vaksinasi gotong royong belum signifikan, baru sekitar 14 ribu orang. Belum lagi pelaporan kasus yang dilaporkan perusahaan belum valid. Bahkan ada yang kedapatan tak melapor kepada satuan tugas (satgas).
Temuan lain juga didapati saat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Karawang melakukan inspeksi mendadak ke perusahaan. Terdapat perusahaan yang fasilitas protokol kesehatannya tidak lengkap, tak mempunyai satgas Covid-19, hingga tetap beroperasi 100 persen seperti biasa.
"Karena memang pelaporannya lambat berimplikasi terhadap 3T (tracing, testing, dan treatment). Itu salah satu penyebab angka kematian yang cukup signifikan beberapaa waktu lalu," ujar dia.