Januar sempat gagal masuk Polri pada saat seleksi tahun 2020 lalu.
Saat itu, Januar sempat putus asa dan berpikir kalau ia gagal karena berasal dari keluarga kurang mampu.
"Saya pernah gagal dan putus asa dan saya berpikir bahwa saya gagal karena latar belakang keluarga saya miskin," ujar dia.
Beruntung kakak sepupunya di Kota Kupang meyakinkan dia untuk terus semangat untuk berusaha lagi dengan belajar dan berlatih.
"Kakak sepupu saya di Kupang bilang, kamu jangan terlalu kecewa. Gagal masuk polisi bukan karena uang tetapi harus ada usaha dan upaya menunjukkan kalau kamu mampu," ujar dia.
Ia mulai mengumpulkan kepercayaan dirinya dan kemudian berlatih serta belajar tekun.
Berbekal tekad ingin merubah nasib keluarga dan membahagiakan ibunya, Januar pun belajar secara mandiri dengan mencari soal-soal psikologi dan soal akademik di internet.
Waktu yang ada ia manfaatkan untuk belajar. Sementara pada sore hari ia melatih fisik serta jasmaninya.
Ternyata usaha tidak mengkhianati hasil. Upaya keras yang dilakukan selama empat bulan berbuah manis.
"Benar-benar bangga dengan proses ini karena selain transparan juga bersih dan tanpa pungutan," kata Januar.
Baca juga: Gotong Royong Saat Pandemi Covid-19: Beri Seikhlasnya, Ambil Seperlunya
Januar mengisahkan kalau rumah tinggalnya jauh dari pusat kota dan belum ada jaringan internet.
Untuk itu sang ibu harus menumpang nonton ke ponsel warga lain di lokasi yang memiliki sinyal, agar bisa menyaksikan keberhasilan Januar lulus tes polisi.
Saat itu, Januar ingin sekali memeluk sang ibu sebagai tanda terima kasih dan kasih sayangnya atas doa dan dukungan ibunya yang sudah lama menjanda.
Namun, karena jarak yang sangat jauh dan tinggal di seberang pulau menjadikan sang ibu tidak bisa datang ke Kupang.
Januar yang lahir pada 18 Januari 2001 ini, ingat akan dukungan dan dorongan sang ibu saat dua tahun ia harus berjuang mewujudkan mimpinya menjadi anggota Polri.