Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bupati Muda Trenggalek Tangani Covid-19, Bikin Undian Hewan Ternak, Istri Ikut Blusukan Ingatkan Prokes

Kompas.com - 26/07/2021, 09:55 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjadi salah satu pemimpin termuda di Indonesia yang harus berhadapan dengan persoalan pandemi Covid-19.

Pada usia 31 tahun, Nur Arifin ditantang membuat terobosan untuk mengendalikan laju kasus Covid-19 di Trenggalek.

Sejumlah program dan gagasan lahir, salah satunya undian hewan ternak bagi warga yang bersedia divaksin.

Tak sendiri, bupati pun dibantu oleh sang istri yang turut aktif blusukan untuk menyosialisasikan tertib prokes pada warga.

Baca juga: Ikut Vaksinasi Covid-19 Massal di Trenggalek, Warga Bisa Dapat Hadiah Ayam hingga Kambing

Undian hewan ternak

Ilustrasi vaksinasi covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi vaksinasi covid-19.

Untuk mempercepat program vaksinasi, Gus Ipin, sapaan akrab bupati, membuat undian berhadiah hewan ternak bagi warga yang mau mengikuti vaksinasi.

Hal ini dilakukan karena mayoritas warga Trenggalek bekerja sebagai petani dan peternak.

Selain mempercepat vaksinasi, undian ini diharapkan juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

“Dan terbukti, sampai saat ini masih saja banyak warga yang ingin vaksin. Bagaimana caranya, di mana tempatnya, dan kapan. Sekarang itu yang banyak muncul di masyarakat. Tetapi tetap akan kita usahakan semua terlayani,” ujar Nur Arifin.

Baca juga: Siswa Difabel di Trenggalek Terima Vaksinasi dan Diajak Keliling Kota Naik Mobil Polisi

Terlebih ketika TNI-Polri juga dilibatkan dalam program ini, angka vaksinasi juga semakin meningkat.

Sebelum vaksin melibatkan TNI-Polri, kapasitas vaksin yang tersedia sehari hanya 2.000 dosis.

Namun, jumlahnya meningkat hingga mencapai 4.000 dosis vaksin. Pemberian suntikan vaksin pun kian digencarkan di 22 titik di Puskesmas.

“Terus gerilya baik di fasilitas umum maupun desa-desa. Jadi bisa dibayangkan setiap hari ada 4.000 dosis, dengan catatan selama vaksin ada, droping dari pemerintah pusat baik dari TNI-Polri, dari Provinsi Jatim, tentu akan baik bagi masyarakat. Jadi akhir-akhir ini sangat cepat sekali,” papar dia.

Meningkatnya antusias masyarakat mengikuti vaksin terlihat di beberapa tempat, bahkan petugas harus mengirim vaksin tambahan.

Dari 200 dosis yang disediakan di satu tempat, ternyata kebutuhannya mencapai 700 dosis.

“Akhirnya kita penuhi 700 dosis di satu tempat tersebut. Jadi warga sangat antusias sekali ikuti vaksin,” ujar Nur Arifin.

Baca juga: Kantor Camat di Trenggalek Porak-poranda Setelah Diguncang Gempa Malang

 

Pasangan Bupati Trenggalek terpilih dengan wakilnya, foto bersama istrinya masing-masing sebelum menuju lokasi pelantikan di Grahadi Surabaya, Jumat (26/02/2021)Dok. Humas Pemkab Trenggalek, Pasangan Bupati Trenggalek terpilih dengan wakilnya, foto bersama istrinya masing-masing sebelum menuju lokasi pelantikan di Grahadi Surabaya, Jumat (26/02/2021)
Istri turut blusukan

Bukan hanya Nur Arifin, sang istri yakni Novita Hardini juga aktif melakukan sosialisasi prokes di setiap kegiatan.

Novita turut blusukan, seperti ketika mengunjungi sekolah tatap muka beberapa bulan silam dan menengok sentra UMKM.

Melalui Tim Penggerak PKK maupun Dekranasda, istri bupati memastikan, protokol kesehatan telah dijalankan oleh masyarakat dengan tepat.

“Jelas. Istri saya paling getol masalah prokes. Tidak hanya ketika memiliki program pemulihan ekonomi, istri saya terus keliling,” ujar Nur Arifin.

Baca juga: Cerita Bupati Muda Dico Ganinduto Perangi Covid-19 di Kendal, Ingatkan Warga Tak Taat hingga Manfaatkan Medsos

Gus Ipin mengungkapkan, sosialisasi sangat penting untuk terus dilakukan, sebab tingkat kepatuhan masyarakat selalu naik turun.

Apabila tokoh masyarakat maupun forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) getol melakukan sosialisasi dan menindak warga yang belum disiplin prokes, maka masyarakat akan taat prokes.

Namun, apabila sosialisasi dari petugas gabungan kendor, masyarakat akan abai prokes dan menganggap Covid-19 sudah mulai terkendali.

Akibatnya, berbagai gelaran hajatan, kegiatan yang bersifat mengundang kerumunan, nongkrong di warung kopi maupun suatu tempat, dilakukan oleh masyarakat Trenggalek.

“Jadi kepatuhan warga terkait prokes, naik turun,” terangnya.

Baca juga: Uang Palsu Senilai Rp 9 Juta Beredar di Tulungagung dan Trenggalek, Ini Imbauan Polisi

Selain itu, banyaknya berbagai informasi di media sosial ketika era new normal serta sejumlah kebijakan lain dari pemerintah pusat menimbulkan asumsi beragam di tengah masyarakat.

Ada yang menganggap bahwa masa pandemi Covid-19 sudah berangsur hilang.

“Ketika new normal dan lain-lain, dianggap masyarakat masa Covid-19 sudah lewat, padahal muncul varian baru. Yang paling tepat seperti disampaikan Presiden Jokowi. Kita harus bijak, kapan harus menginjak gas dan kapan injak rem,” terang Gus Ipin.

Gus Ipin menuturkan, jika diukur dengan persentase, tingkat kepatuhan masyarakat Trenggalek berkisar di angka 70 persen hingga 80 persen.

Sebab, sepengetahuan Bupati Trenggalek, banyak desa-desa yang disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

Akan tetapi ada juga desa yang cenderung secara terbuka menggelar hajatan serta kegiatan lain.

Menurutnya, penertiban prokes harus dilakukan pendekatan secara mikro, dalam hal ini satgas desa yang paling menentukan.

“Dan sering muncul pertanyaan, desa ini kok bisa gelar hajatan, desa sana kok bisa. Jadi kalau pendekatan dilakukan secara mikro, satgas desa paling menentukan. Dan sepengetahuan saya memang tergantung desa. 70-80 persen satgas desa disiplin,” papar Gus Ipin.

Baca juga: Kata Bupati Trenggalek Usai Bebaskan ODGJ yang Dipasung: Kami Pastikan Hak Mereka Terpenuhi

Manfaatkan media sosial dan teknologi

Ilustrasi media sosial Facebook.SHUTTERSTOCK Ilustrasi media sosial Facebook.

Guna menunjang seluruh kebijakan bupati Trenggalek tersebut, sebagai pemimpin muda, Nur Arifin memanfaatkan seluruh jejaring media sosial.

Setiap ada kebijakan baru, Bupati Trenggalek langsung mengunggah inti kebijakan tersebut ke media sosial.

Melalui jejaring media sosial, dia juga bisa langsung berkomunikasi dengan warganya lewat jalur pesan pribadi atau direct message (DM).

“Di sana (DM) bisa ngobrol. Jadi akhirnya apa yang belum paham, ada usulan bisa kita angkat menjadi kebijakan,” ujar Nur Arifin.

Di media sosial, Gus Ipin melakukan sosialisasi prokes dengan melibatkan tokoh lokal, influencer, dan meminta produsen konten kreatif untuk selalu mengingatkan warga disiplin prokes.

Baca juga: Mulai Hari Ini Ada 11 Titik Penyekatan di Trenggalek

Sebagai pemuda melek digital, Gus Ipin juga bekerja sama dengan salah satu platform jual beli online terkemuka untuk memudahkan masyarakat membayar pajak dan retribusi tanpa harus keluar rumah.

Nantinya seluruh pembayaran retribusi, perpajakan,serta pembayaran lainnya, bisa dilakukan melalui platform marketplace tersebut, sehingga prosesnya lebih mudah dan sederhana.

Di platform jual beli online terkemuka tersebut, nantinya Trenggalek memiliki toko bersama bagi UMKM termasuk aneka dagangan di pasar tradisional bisa diakses di aplikasi tersebut.

“Jadi bisa belanja dari rumah saja. Dan itu aman dari Covid juga,” ujar Nur Arifin.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri sudah memiliki semua layanan dengan sistem online.

“Kita punya kafe pelayanan publik melalui laman trenggalekkab.co.id bisa diakses semua masyarakat,” terang Nur Arifin.

Baca juga: Diduga Hina Gus Miftah di Medsos, Pria Asal Trenggalek Ditangkap Polisi

Selain itu, saat ini Trenggalek juga memiliki platform ojek online lokal.

Bupati optimistis, langkah ini akan menjadi ladang pekerjaan bagi mereka yang bergerak di bidang ojek online.

Sebab, dengan adanya aplikasi jual beli online yang menjajakan aneka produk Trenggalek, maka pendistribusian barang jual beli bisa melalui ojek online tersebut.

“Dan juga kita punya platform ojek online lokal, bisa menjadi lapangan pekerjaan mereka di tengah pandemi. Karena distribusi logistik menjadi penting karna banyak belanja lewat platform online,” terang bupati.

Baca juga: Menikmati Kemegahan Pasar Pon, Lokasi Ngabuburit yang Ikonik di Trenggalek

 

Ilustrasi UMKM produksi masker non medis.Shutterstock Ilustrasi UMKM produksi masker non medis.
Program yang sehat yang dibayar

Sementara itu, guna mengatasi permasalahan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19, Pemkab Trenggalek melalui Basnaz, mengeluarkan kartu penyangga ekonomi.

Sasarannya adalah pekerja yang kehilangan pekerjaan karena PHK, guru honorer, pelaku usaha yang terdampak pandemi, serta warga masyarakat yang sangat membutuhkan.

Program lain yang sudah berjalan adalah program "yang sehat yang dibayar".

Lazimnya, warga yang sakit yang dibayar melalui BPJS maupun program pemerintah lainnya.

Metode yang sehat yang dibayar menyasar warga yang memiliki penghasilan paling rendah 10 persen terbawah dan belum menerima Program Keluarga Harapan (PKH) serta bantuan sosial lain dari pemerintah pusat.

Baca juga: Bupati Trenggalek Minta Mushala dan Surau Menggelar Shalat Idul Fitri

Program yang sehat yang dibayar ini diinisiasi untuk memicu warga rutin melakukan pemeriksaan medis, dan menerapkan cara hidup sehat.

Dengan harapan, mereka akan tahu potensi komorbid yang dideritanya, dan akan lebih menjaga kesehatan.

“Dengan mereka disiplin hidup sehat dengan 12 indikator keluarga sehat, barang siapa yang patuh kita beri insentif,” ujar bupati.

Micro lockdown

Dalam menangani warganya yang dinyatakan positif Covid-19, Gus Ipin memilih menerapkan sistem micro lockdown atau pembatasan bersifat mikro.

Dengan cara ini, dia yakin akan terbangun sikap saling menjaga.

Sebab Gus Ipin menilai, masyarakat Trenggalek memiliki sifat gotong royong yang sangat kuat. Satgas desa pun dinilai memiliki totalitas dalam bekerja secara maksimal.

“Sehingga masyarakat tahu dan berpikir bahwa ternyata tidak enak kalau ada yang positif. Secara otomatis mindset warga terbangun agar sama sama menjaga,” terang dia.

Kemudian, pada Maret 2021 silam, Bupati Trenggalek sempat mengambil kebijakan uji coba pembelajaran tatap muka.

Dia saat itu menilai, pelajar yang menjalani tatap muka akan cenderung melaksanakan prokes mulai masuk gerbang sekolah hingga proses pembelajaran.

Maka pembelajaran secara tatap muka bagi para pelajar, bisa menjadi agen penerapan protokol kesehatan bagi keluarga dan lingkungan.

”Sebab anak-anak kalau di sekolah cenderung prokes, dari pada sekolah atau belajar dari rumah,” tutur Nur Arifin.

Namun, kini sekolah tatap muka dihentikan sementara lantaran lojakan kasus Covid-19 di berbagai daerah, termasuk Trenggalek.

Bupati juga menjadikan para pelaku seni maupun jasa hajatan pernikahan lainya yang ekonominya bersumber dari kerumunan, juga dijadikan sebagai agen prokes.

Diharapkan, mereka bisa membantu sosialisasi mendisiplinkan prokes tempat ia berkarya. Dengan demikian perekonomian para pelaku seni dan jasa tetap berjalan.

Baca juga: Gus Ipin dan Rekonsiliasi Politik yang Memuakkan (Bagian 1)

 

Ilustrasi pasien Covid-19 anak. Kasus Covid-19 pada anak di Indonesia semakin meningkat. Orangtua diimbau waspada terhadap gejala Covid-19 varian Delta pada anak.SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan Ilustrasi pasien Covid-19 anak. Kasus Covid-19 pada anak di Indonesia semakin meningkat. Orangtua diimbau waspada terhadap gejala Covid-19 varian Delta pada anak.
Optimalkan layanan kesehatan

Bupati menegaskan, di saat daerah lain ada yang membuat rumah sakit lapangan sebagai rumah sakit darurat, wilayah Trenggalek memilih membuat perencanaan menambah fasilitas layanan kesehatan untuk jangka panjang.

“Yang jelas, kita punya trease atau pemilihan dari tingkat keparahan. Mulai isolasi mandiri, perawatan di layanan medis khusus Covid-19 (puskesmas),” ujar Nur Arifin.

Saat ini, Pemkab Trenggalek sudah menyediakan sejumlah rumah sakit bagi penderita Covid-19, yang berada di sejumlah kecamatan.

Di antaranya di Puskesmas Pandean Kecamatan Dongko, Rumah Sakit Umum Kecamatan Panggul, Puskesmas Kecamatan Kampak, dan Puskesmas Baruharjo Kecamatan Durenan.

“Kalau gejala parah, kita bawa ke rumah sakit rujukan, kalau parahnya banget baru kita masukkan ruang ICU Covid-19,” terang Nur Arifin.

Jadi, tidak semua yang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit dan menjalani perawatan medis.

Baca juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Gubernur Khofifah: Saya Minta Maaf

Dijelaskan Nur Arifin, tidak sedikit masyarakat yang menyepelekan gejala salah satunya flu.

Mereka baru dibawa ke rumah sakit hingga diketahui positif Covid-19 ketika kondisi sudah kritis.

“Mereka takut kalau sampe didiagnosis Covid-19. Maka ini menjadi PR kita, bagaimana mengajak, semakin kita menunda pemeriksaan kesehatan, maka semakin parah dan terlambat penangannya. Jadi lebih baik tidak apa-apa di swab hasil positif, tapi di fase awal dan penanganan lebih mudah,” terang dia.

“Makanya tingkat kematian di Trenggalek ini cukup tinggi yakni di angka 9 persen,” sambung Nur Arifin.

Menurutnya, pemerintah tidak lagi akan mendirikan check point di perbatasan seperti sejak awal pandemi, karena waktu itu belum ada klaster lokal.

“Yang masuk akal yaitu pendisiplinan wilayah. Jadi mendisiplinkan micro lockdown, prokes dan juga disiplin dalam hal penjadwalan vaksinasi,” ujar Nur Arifin.

Baca juga: Tolak Tambang Emas di Trenggalek, Begini Penjelasan Gus Ipin...

Sedangkan untuk pelayanan kesehatan, Bupati Trenggalek menegaskan harus bersifat jangka panjang.

Harapannya, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menambah fasilitas kesehatan di sejumlah titik. Diutamakan mulai berada di pusat kota, sisi timur dan sisi barat dalam pembangunannya.

Sedangkan sisi selatan pembangunannya di wilayah kecamatan Watulimo dan Kecamatan Panggul.

Dia berharap, di sejumlah titik tersebut memiliki rumah sakit umum yang didukung puskesmas yang sudah ada serta layanan kesehatan swasta.

Dengan rencana pembangunan rumah sakit di sejumlah titik tersebut, dia menilai tidak akan sia-sia, karena bisa tetap difungsikan ketika pandemi usai.

Saat ini, Kabupaten Trenggaelek memiliki sejumlah bangunan kedaruratan Covid-19, yakni kantor badan diklat, kantor dinas sosial, rusunawa di Kecamatan Watulimo, serta pemanfaatan sejumlah ruang hotel Prigi untuk kantor PMI.

“Jadi itu kan ada biaya yang harus kita keluarkan karena kedaruratan. Sebagai pengambil kebijakan, jangan sampai besok kedaruratannya itu tidak bisa kita mitigasi. Jadi lebih baik menambah fasilitas kesehatan, suatu saat kita bisa lebih menjangkau layanan kesehatan lebih prima, tanpa harus secara darurat mengadakan ruangan perawatan lagi nantinya,” terang Nur Arifin.

Baca juga: Baliho Puan Maharani Dicoreti Open BO, Polda Jatim Lakukan Penyelidikan

Sektor wisata

Sedangkan untuk pemulihan perekonomian di sektor wisata selama pandemi Covid-19, Nur Arifin mengambil kebijakan ada saatnya tutup juga ada saatnya dibuka.

Selama sejumlah lokasi wisata dibuka, jumlah pengunjung dibatasi. Penerapannya, ketika hari aktif wisata dibuka dengan menerapkan prokes ketat.

Pada hari Minggu atau tanggal merah ditutup untuk menghindari lonjakan pengunjung dari berbagai daerah. Sebab, Trenggalek juga menjadi salah satu tujuan wisata

“Di sana (wisata) banyak aktivitas ekonomi yang terlibat . Kemudian kita punya target ekonomi di kwarter kedua ini sebesar 7 persen, tapi tidak ada pertumbuhan ekonomi kalau tidak ada pemulihan kesehatan. Jadi itu saja yang kita balance,” terang Nur Arifin.

“Pembatasan jam masuk wisata, kapasitas maksimal di ruang publik kita ikuti arahan pusat. Tetapi yang di bawah (lockdown mikro) tidak bisa ditawar. Sudah kita laksnakan sejak dahulu sebelum ada kebijakan PPKM Mikro ini," imbuhnya.

Baca juga: Ketika Pelajar SMP Bertanya ke Wakil Bupati Trenggalek: Kapan Kami Divaksin, Pak?

 

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, di Pendopo Kabupaten TrenggalekSLAMET WIDODO Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, di Pendopo Kabupaten Trenggalek
Tantangan bupati muda

Sebagai pemimpin muda, dalam mengambil kebijakan, Bupati Trenggalek tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat.

Beberapa kebijakan yang diambil bahkan menuai pro-kontra, dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, hingga media sosial.

Bupati memberi contoh, terkait kebijakan pengetatan wilayah pada saat perayaan Lebaran ketupat beberapa waktu lalu.

Biasanya, sudah menjadi tradisi ketika Lebaran ketupat dirayakan secara meriah oleh warga Trenggalek.

Baca juga: Emil Dardak: Sebagai Mantan Bupati Saya Juga Ikut Menolak Tambang Emas di Trenggalek

Meski demikian, kebijakan pengetatan yang sebelumnya sudah diperhitungkan secara matang tersebut tetap dilaksanakan.

Pengetatan dilakukan wilayah yang menjadi pusat perayaan lebaran ketupat yaitu di kecamatan Durenan.

Warga dilarang saling berkunjung, berkerumun, dan seluruh akses ke wilayah tersebut ditutup dan dijaga oleh aparat gabungan.

Melihat berbagai reaksi dari masyarakat tersebut, Bupati Trenggalek memakluminya.

Hal tersebut merupakan luapan di kalangan masyarakat yang sudah mulai jenuh, emosi, dan lelah.

Nur juga menganggap hal itu sebagai sisi terberat pada situasi pandemi Covid-19. Secara umum, selain sisi kesehatan, mental, serta secara ekonomi terpukul di masa pandemi Covid-19 ini.

“Kita melihat suatu yang wajar, tetapi kita harus tetap selalu memberi yang terbaik khususnya kesehatan dan keselamatan bagi seluruh warga masyarakat,” ujar Mochamad Nur Arifin.

Baca juga: Uji BMW X3 di Jalur Berkelok-kelok Menuju Trenggalek

Baginya, yang menjadi tantangan terbesar adalah ketahanan dan konsistensi.

Bupati Trenggalek harus terus mempertahankan sikap tegas dan mengingatkan warga agar menaati prokes.

Bupati menjelaskan, Covid-19 tidak seperti ketika orang mengalami sakit biasa, yang bisa sembuh dalam waktu satu atau dua hari karena mudah mendapatkan obat.

“Tapi ini sakitnya berkepanjangan dampaknya multisektor, tidak hanya sisi kesehatan tapi juga psikis, bahkan sosial, lingkungan, keluarga. Menjaga keistikomahan, kedisiplinan dalam menangani pandemi ini perlu dikelola dengan baik,” papar Nur Arifin.

Sedangkan kelebihan menjadi pemimpin muda adalah bisa lebih terbuka dengan masyarakat.

Komunikasi antara bupati dengan masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan masyarakat kapan saja, melalui media sosial.

“Meskipun mungkin yang memiliki akun tidak banyak, tetapi obrolan di suatu tempat dipantik dari obrolan media sosial itu tadi. Jadi tidak perlu gaya sosialisasi yang memakan banyak waktu dan berat di ongkos. Karena sama-sama muda, bahasanya semakin luwes,” ujar Nur Arifin.

Baca juga: #MelihatHarapan Bike Trenggalek 2021, Berbagi Kebaikan dan Optimisme

Sejak dilantik menjadi bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin tidak menggunakan mobil dinas sebagai fasilitas.

Nur Arifin beserta istri menggunakan mobil pribadi di berbagai kegiatan dinas maupun nondinas.

Dijelaskan, dirinya merasa prihatin ketika negara mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi, kepala daerah masih memikirkan membeli mobil dinas baru.

Daripada untuk membeli mobil baru, anggaran bisa dialihkan untuk hal yang lebih penting dan mendesak.

“Ini hanya sebagai bentuk tanggung jawab moral, di saat negara sulit, kita memimpikan mobil baru, di saat mobil lama masih bisa dipakai. Rasanya sesuatu yang kurang bijaksana. Jadi itu saja yang mendasari. Jadi lebih bermanfaat jika dimanfaatkan yang lainnya,” pungkas Nur Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com