Istri turut blusukan
Bukan hanya Nur Arifin, sang istri yakni Novita Hardini juga aktif melakukan sosialisasi prokes di setiap kegiatan.
Novita turut blusukan, seperti ketika mengunjungi sekolah tatap muka beberapa bulan silam dan menengok sentra UMKM.
Melalui Tim Penggerak PKK maupun Dekranasda, istri bupati memastikan, protokol kesehatan telah dijalankan oleh masyarakat dengan tepat.
“Jelas. Istri saya paling getol masalah prokes. Tidak hanya ketika memiliki program pemulihan ekonomi, istri saya terus keliling,” ujar Nur Arifin.
Gus Ipin mengungkapkan, sosialisasi sangat penting untuk terus dilakukan, sebab tingkat kepatuhan masyarakat selalu naik turun.
Apabila tokoh masyarakat maupun forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) getol melakukan sosialisasi dan menindak warga yang belum disiplin prokes, maka masyarakat akan taat prokes.
Namun, apabila sosialisasi dari petugas gabungan kendor, masyarakat akan abai prokes dan menganggap Covid-19 sudah mulai terkendali.
Akibatnya, berbagai gelaran hajatan, kegiatan yang bersifat mengundang kerumunan, nongkrong di warung kopi maupun suatu tempat, dilakukan oleh masyarakat Trenggalek.
“Jadi kepatuhan warga terkait prokes, naik turun,” terangnya.
Baca juga: Uang Palsu Senilai Rp 9 Juta Beredar di Tulungagung dan Trenggalek, Ini Imbauan Polisi
Selain itu, banyaknya berbagai informasi di media sosial ketika era new normal serta sejumlah kebijakan lain dari pemerintah pusat menimbulkan asumsi beragam di tengah masyarakat.
Ada yang menganggap bahwa masa pandemi Covid-19 sudah berangsur hilang.
“Ketika new normal dan lain-lain, dianggap masyarakat masa Covid-19 sudah lewat, padahal muncul varian baru. Yang paling tepat seperti disampaikan Presiden Jokowi. Kita harus bijak, kapan harus menginjak gas dan kapan injak rem,” terang Gus Ipin.
Gus Ipin menuturkan, jika diukur dengan persentase, tingkat kepatuhan masyarakat Trenggalek berkisar di angka 70 persen hingga 80 persen.
Sebab, sepengetahuan Bupati Trenggalek, banyak desa-desa yang disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Akan tetapi ada juga desa yang cenderung secara terbuka menggelar hajatan serta kegiatan lain.
Menurutnya, penertiban prokes harus dilakukan pendekatan secara mikro, dalam hal ini satgas desa yang paling menentukan.
“Dan sering muncul pertanyaan, desa ini kok bisa gelar hajatan, desa sana kok bisa. Jadi kalau pendekatan dilakukan secara mikro, satgas desa paling menentukan. Dan sepengetahuan saya memang tergantung desa. 70-80 persen satgas desa disiplin,” papar Gus Ipin.
Baca juga: Kata Bupati Trenggalek Usai Bebaskan ODGJ yang Dipasung: Kami Pastikan Hak Mereka Terpenuhi
Manfaatkan media sosial dan teknologi
Guna menunjang seluruh kebijakan bupati Trenggalek tersebut, sebagai pemimpin muda, Nur Arifin memanfaatkan seluruh jejaring media sosial.
Setiap ada kebijakan baru, Bupati Trenggalek langsung mengunggah inti kebijakan tersebut ke media sosial.
Melalui jejaring media sosial, dia juga bisa langsung berkomunikasi dengan warganya lewat jalur pesan pribadi atau direct message (DM).
“Di sana (DM) bisa ngobrol. Jadi akhirnya apa yang belum paham, ada usulan bisa kita angkat menjadi kebijakan,” ujar Nur Arifin.
Di media sosial, Gus Ipin melakukan sosialisasi prokes dengan melibatkan tokoh lokal, influencer, dan meminta produsen konten kreatif untuk selalu mengingatkan warga disiplin prokes.
Baca juga: Mulai Hari Ini Ada 11 Titik Penyekatan di Trenggalek
Sebagai pemuda melek digital, Gus Ipin juga bekerja sama dengan salah satu platform jual beli online terkemuka untuk memudahkan masyarakat membayar pajak dan retribusi tanpa harus keluar rumah.
Nantinya seluruh pembayaran retribusi, perpajakan,serta pembayaran lainnya, bisa dilakukan melalui platform marketplace tersebut, sehingga prosesnya lebih mudah dan sederhana.
Di platform jual beli online terkemuka tersebut, nantinya Trenggalek memiliki toko bersama bagi UMKM termasuk aneka dagangan di pasar tradisional bisa diakses di aplikasi tersebut.
“Jadi bisa belanja dari rumah saja. Dan itu aman dari Covid juga,” ujar Nur Arifin.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri sudah memiliki semua layanan dengan sistem online.
“Kita punya kafe pelayanan publik melalui laman trenggalekkab.co.id bisa diakses semua masyarakat,” terang Nur Arifin.
Baca juga: Diduga Hina Gus Miftah di Medsos, Pria Asal Trenggalek Ditangkap Polisi
Selain itu, saat ini Trenggalek juga memiliki platform ojek online lokal.
Bupati optimistis, langkah ini akan menjadi ladang pekerjaan bagi mereka yang bergerak di bidang ojek online.
Sebab, dengan adanya aplikasi jual beli online yang menjajakan aneka produk Trenggalek, maka pendistribusian barang jual beli bisa melalui ojek online tersebut.
“Dan juga kita punya platform ojek online lokal, bisa menjadi lapangan pekerjaan mereka di tengah pandemi. Karena distribusi logistik menjadi penting karna banyak belanja lewat platform online,” terang bupati.
Baca juga: Menikmati Kemegahan Pasar Pon, Lokasi Ngabuburit yang Ikonik di Trenggalek