Kebanyakan warga hanya menggunakan peralatan rumah tangga yang ada di rumah seperti panci, galon, cangkul dan besi.
Parjan mengharapkan dengan menggelar tradisi dongkrek wabah corona segera angkat kaki dari Indonesia.
Senada dengan Parjan, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cermo, Arif Wahyudi (32), mengatakan dongkrek menjadi tradisi kearifan lokal untuk mengusir wabah.
Apalagi, sampai saat ini, wabah Covid-19 sudah setahun lebih tak kunjung hilang dari Indonesia.
Arif mengatakan, dongkrekan sudah dilakukan beberapa hari terakhir. Biasanya dongkrekan dimulai pukul 23.00 hingga pukul 02.00 WIB.
Baca juga: RSL Asrama Haji dan Rusunawa II Beroperasi, Walkot Maidi Harap BOR di Madiun Turun
“Kami keliling kampung dengan menggunakan alat musik seadanya. Dan ini bentuk ritual untuk mengusir pagebluk dari sini,” ujar Arif.
Dalam tradisi dongrekan ada warga yang memerankan sebagai sosok pagebluk. Sosok itu kemudian nantinya diusir dari kampung.
Untuk menggelar ritual itu, demikian Arif, dibagi menjadi lima kelompok yang menggelar dongkrekan setiap malam.
Harapanya dengan ritual itu wabah Covid-19 segera pergi dan warga dapat hidup dengan normal.
Purwanto warga lainnya yang aktif mengikut kegiatan itu menyatakan tradisi dongkrek merupakan peninggalan leluhur yang harus dilestarikan untuk mengusir pagebluk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.