Penyebabnya, karena warga tidak terima korban melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Keluarga korban yang tidak terima dengan aksi penganiayaan itu lalu melaporkannya ke polisi.
Pasalnya, tindakan warga yang melakukan penganiayaan itu dianggap sudah tidak manusiawi.
"Tulang (paman) saya diikat, diseret dan dipukuli masyarakat seperti binatang," kata Jhosua, keponakan pria dalam video tersebut, saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (24/7/2021).
Baca juga: Paman Saya yang Positif Covid-19 Diikat, Diseret dan Dipukuli Masyarakat seperti Binatang
Kepala Polres Kota (Polresta) Tasikmalaya AKBP Doni Hermawan menemukan seorang pedagang kerupuk tertidur di trotoar bersama anaknya saat razia pelaksanaan PPKM Level 4.
Merasa iba dengan pedagang itu, Doni lalu menghampirinya dan perlahan membangunkannya.
Setelah berdialog dengan pedagang itu, Doni lalu memborong seluruh dagangannya dan meminta bapak tersebut untuk pulang bersama anaknya.
"Saya bangunkan, saya tanya, ternyata bapak itu bersama anaknya asal Ciamis yang setiap hari berdagang kerupuk tradisional gitu, Sangsara nama kerupuknya, keliling di Tasikmalaya. Mungkin karena kelelahan terlelap di trotoar emperan sama anak perempuannya. Karena sudah tengah malam mau subuh, saya beli dan beri ongkos buat pulang ke Ciamis, kasihan," jelas Doni di kantornya, Sabtu pagi.
Ags (32), di Mataram, Nusa Tenggara Barat, ditemukan meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri.
Terungkapnya pasien isoman itu meninggal dunia, saat pihak keluarga hendak mengantarkan makanan.
Keluarga yang mengetahui hal itu sempat syok. Sebab, korban sebelumnya sempat telepon dan kondisinya dianggap baik-baik saja.
"Dia itu isolasi mandiri begitu mengalami flu dan batuk, menempati rumah keluarga yang kebetulan kosong, sempat nelepon kok sorenya, kita enggak percaya tiba-tiba dia sudah meninggal sendirian di dalam kamar," ujar Agung, kakak ipar Ags.
Baca juga: Pria Ini Isoman di Rumah Kosong, Sore Sempat Telepon Keluarga, Malam Ditemukan Meninggal