Ya, dapur Toko Djoen istimewa!
Mesin lawas impor, tungku pembakaran raksasa, cetakan kuno yang bertahan selama lebih dari lima dekade, dan pekerja yang hafal resep tanpa catatan menjadi keistimewaan kisah Toko Djoen.
Baca juga: Miliki 6 Candi, Padang Lawas Jadi Situs Hindu-Buddha Terbesar di Sumut
Tak lama, seorang pelanggan masuk. Ia langsung memesan roti pisang beberapa bungkus dan sebungkus roti tawar.
Namanya Agus. Rupanya ia dan orangtuanya adalah pelanggan tetap roti Djoen.
“Saya kenal Djoen ya sejak kecil, favorit saya ya roti pisang,” ujar Agus yang juga menantu keluarga pemilik sebuah restoran lawas ternama, Mahkota, restoran di Jalan Pajeksan yang terkenal dengan menu Mi Kakap.
“Ya beberapa kuliner di Ketandan dan Pajeksan yang kuno-kuno masih ada. Djoen, Mahkota, mi Ketandan. Oh iya, ada Li Djiong juga di dekat kelenteng Gondomanan,” ujar Agus sambil menambahkan bahwa kenangan masa kecilnya tentang Ketandan, pecinan Yogyakarta yang termasuk menjadi bagian kota tua.
Semoga Ketandan tetap lestari....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.