Tradisi tale ini, tulis Sasferi memiliki fungsi untuk mendoakan keselamatan orang yang akan melaksanakan haji.
Kemudian sebagai ungkapan rasa sedih melepas keberangkatan sanak saudara yang akan melaksanakan ibadah haji.
Lalu sebagai ungkapan rasa kasih sayang sanak saudara yang akan melaksanakan ibadah haji.
Selanjutnya sebagai perantara perpisahan antara yang ditinggalkan dengan yang akan berangkat melaksanakan ibadah haji.
Terakhir menghibur tuan rumah yang akan ditinggalkan oleh orang yang melaksanakan ibadah haji.
Prosesi tale naik haji dengan berbalas pantun, biasanya dengan formasi berdiri dengan membentuk lingkaran.
Gerakan yang digunakan sangat sederhana yaitu gerak kaki dan badan ke kiri dan ke kanan, mengikuti irama dari anyunan syair tale yang dibawakan.
Namun di beberapa daerah, ada juga yang melakukan dengan formasi duduk berdekatan atau merapat.
Jumlah anggota orang yang bertale tidak terbatas, biasanya lebih dari sepuluh orang, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang berusia sekitar umur 35-60 tahun.
Pada saat penampilan, terdapat satu orang pemandu yang memulai awal setiap pantun yang dinyanyikan dan anggota lainnya mengikuti.
Terdapat dua atau lebih kelompok yang saling berbalas pantun.
Waktu bertale pada umumnya malam hari, yaitu dari pukul 20.00 hingga pukul 01.00 WIB bahkan sampai subuh.
Peneliti dari Universitas Negeri Padang, Irwan Ficha Sanjaya Budiwirman menulis dalam jurnal Educatio Volume 5 Nomor 2, 2019, tale memiliki arti nyanyian rakyat, berasal dari kata Tala (sanskerta) berarti ukuran bunyi.
Pendapat lain, tulis Ficha berasal dari bahasa Arab, yaitu Tahlil, yaitu pernyataan umat Islam bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, dengan bacaan Lailahaillallah. Dari perkataan itu, akhirnya menjadi Tale yang berarti lagu, karena orang bertahlil seperti bernyanyi pula, berirama.
Menurut Ficha ibadah haji adalah kejadian luar biasa pada zaman dahulu. Keluarga yang ditinggalkan benar-benar ikhlas melepas kepergian orang berangkat haji.
"Semua keluarga telah ikhlas, dengan keyakinan kalau hidup bisa kembali pulang, jika meninggal langsung pergi ke surga," tulis Ficha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.