Menurut Clara, Satgas Covid-19 Kabupaten Sikka juga pernah menjemput pasien isolasi mandiri yang mengalami perburukan.
"Kemarin dijemput ada dua orang. Kita dapat telepon dari keluarga, langsung ke lokasi dan jemput antar ke rumah sakit. Itu garis koordinasinya,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjut dia, masih ada masyarakat yang menolak utuk dibawa ke lokasi karantina terpusat dan rumah sakit meski terpapar Covid-19.
Namun, sebagian besar di antara mereka mau dirawat di pusat karantina setelah mendapat pemahaman dari petugas.
Baca juga: Buntut Video Anggota DPRD Malaka Berjoget di Kantor, Polisi Selidiki Dugaan Pelanggaran Prokes
Satgas, lanjut dia, memberikan edukasi kepada pasien yang menjalani karantina mandiri. Ada pasien yang menjalani karantina mandiri dan mengikuti anjuran dari satgas dengan baik.
Clara percaya penanganan Covid-19 bisa sukses tergantung pemerintah di tingkat terendah seperti desa dan kelurahan.
Ia mencontohkan penanganan Covid-19 di Desa Runut yang dilakukan dengan sangat baik.
“Contoh, salah satu desa di Sikka yakni Runut. Kepala desanya luar biasa. Dia mengantar warga yang kontak erat ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rapid antigen. Beliau juga tahu persis berapa warganya yang isoman dan yang akan sembuh. Mereka juga mempersiapkan makanan dan rumah bagi yang menjalani karantina. Kan tidak bisa Satgas Kabupaten menangani semua pasien Covid-19 yang jumlahnya begitu banyak,” jelas Clara.
Kini, terdapat 625 pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, terdapat 734 kasus aktif di Kabupaten Sikka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.