PEKANBARU KOMPAS.com - Kebakaran hebat melanda kawasan hutan lindung di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.
Kondisi kebakaran hutan itu, saat ini masih terus meluas. Meski petugas dari TNI, Polri, Satpol PP dan masyarakat peduli api (MPA) terus berjibaku memadamkan api.
"Kebakaran ini terjadi di kawasan hutan lindung Bukit Suligi," ujar Kapolsek Tandun, AKP S Sinaga kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (21/7/2021) malam.
Dia memperkirakan, saat ini luas kawasan hutan lindung yang terbakar sudah mencapai lebih kurang 50 hektar.
Baca juga: Sehari Semalam Tersesat di Hutan, 7 Pemuda Ini Minum Air Seni Sendiri untuk Bertahan Hidup
Meski kawasan hutan itu bukan tanah gambut, namun pemadam sangat sulit dilakukan oleh petugas gabungan.
"Kawasan hutan yang terbakar ini tanah mineral. Tapi, untuk pemadaman sulit dilakukan karena kondisi lokasi sangat ekstrem dan jarak tempuh yang jauh. Akses hanya bisa dilalui sepeda motor dan jalan kaki," kata Sinaga.
Dia menjelaskan, kebakaran hutan lindung Bukit Suligi diketahui Selasa (20/7/2021). Hingga hari ini, kebakaran belum bisa diatasi.
"Kami awalnya mendapat informasi dari masyarakat malam tadi sekitar pukul 21.00 WIB, bahwa di hutan lindung Bukit Suligi tepatnya di Desa Kumain ada kebakaran," jelas Sinaga.
Pada malam itu juga, tim gabungan langsung menuju lokasi kebakaran.
Kondisi kebakaran saat itu sudah sangat besar.
"Tadi malam kami melihat api sudah besar. Kami hanya bisa melihat dari kejauhan. Paginya baru dilakukan upaya pemadaman," kata Sinaga.
Sejauh ini, tambah dia, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran.
Sementara itu, Babinsa Koramil 08/Tandun, Kodim 0313/KPR, Sertu Faisal Siregar juga mengakui sangat sulit untuk memadamkan api.
"Kami kesulitan melakukan pemadaman, karena kondisi lokasi kebakaran sangat ekstrem dan akses ke lokasi sulit dilalui. Kami naik turun bukit untuk sampai ke titik api," akui Faisal.
Saat ini, pihaknya berharap pemadaman titik api dibantu dari udara dengan helikopter water bombing.
"Kami tim gabungan masih terus berupaya memadamkan api dari darat. Tapi, kami sangat membutuhkan bantuan water bombing untuk mempercepat pemadaman," kata Faisal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.