Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpapar Covid-19 dan Tetap Rawat Pasien secara Virtual, Dokter Victor: Demi Kemanusiaan

Kompas.com - 22/07/2021, 06:00 WIB
Dhias Suwandi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Jutaan manusia telah dipastikan pernah terinfeksi virus tersebut.

Umumnya mereka yang terpapar Covid-19 mengalami gangguan pada paru-paru.

Tak heran, dokter spesialis paru menjadi tenaga kesehatan yang paling rentan tertular karena tiap harinya harus memantau keadaan para pasien.

Baca juga: Kisah Pilu Isnandar, Terpaksa Jual Rumah untuk Makan, 3 Tahun Tak Bisa Kerja karena Sakit

Hal tersebut dialami oleh dr Victor Paulus Manuhutu, SpP, dokter spesialis paru di Jayapura.

Ia kini harus dikarantina di RS Provita karena terpapar Covid-19. Bukan hanya dirinya, istri dan anak Victor juga dinyatakan positif.

"Saya lagi dirawat di Provita, kami sekeluarga positif," ujar Victor melalui pesan singkat, Rabu (21/7/2021).

Rasakan gejala 

Dia mengaku mulai merasakan gejala sejak Jumat (16/7/2021), tetapi masih bekerja.

Sebagai dokter spesialis paru, Victor merawat pasien di tiga rumah sakit, yaitu RSUD Jayapura, RS Provita, dan RS Bhayangkara Jayapura.

Merasa kondisinya terus menurun dan mengalami demam, Victor akhirnya memilih untuk memeriksakan diri pada Minggu (18/7/2021) dan dinyatakan positif.

Victor dan keluarganya kemudian dirawat di RS Provita hingga saat ini.

Baca juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Gubernur Khofifah : Saya Minta Maaf

Tetap melakukan kewajiban secara daring meski sakit

Meski dalam keadaan sakit, Victor memilih tetap melakukan kewajibannya sebagai dokter melalui cara daring.

Hal ini ia lakukan karena jumlah dokter spesialis paru di Jayapura sangat sedikit.

Dengan kondisi pandemi saat ini, tenaga mereka sangat dibutuhkan untuk menangani pasien yang terpapar Covid-19.

"Saya tangani di tiga rumah sakit, tapi di RS Provita, kawan saya spesialis paru dan spesialis penyakit dalam back up saya, lalu di dua rumah sakit lainnya asisten yang back up lalu laporkan kepada saya melalui telepon atau video call," terang Victor.

Baca juga: Bandara dan Pelabuhan di Papua Akan Segera Ditutup oleh Gubernur, Ini Penyebabnya

Panggilan kemanusiaan

Menurut dia, panggilan kemanusiaan sebagai dokter membuatnya tetap kuat menjalankan tugas, antara lain menganalisis kondisi pasien Covid-19.

Ia juga tidak menginginkan beban berat sesama dokter spesialis paru akan semakin berat bila ia tidak membantu melayani pasien.

"Teman SpP saya juga handle pasien sama banyak, demi kemanusiaan, mau gimana lagi Kasihan teman-teman saya seperti dr Theo, kalau selama saya sakit beliau handle semua, bisa sakit juga nanti," tutur dia.

Baca juga: Kisah Pilu Isnandar, Terpaksa Jual Rumah untuk Makan, 3 Tahun Tak Bisa Kerja karena Sakit

Pasien datang dalam kondisi berat

Victor mengungkapkan, kondisi pasien Covid-19 pada saat ini dibanding pandemi gelombang pertama sangat berbeda.

Saat ini pasien umumnya datang sudah dalam kondisi berat.

"Jelas beda, gelombang kedua ini rata-rata pasien kondisi berat," kata Victor.

Terkait dari mana ia bisa terpapar Covid-19, Victor meyakini bahwa dia tertular dari pasien yang ia rawat.

"Saya tiap hari terpapar banyak pasien di poli, capek, stres, ya akhirnya sakit juga," ujarnya.

Baca juga: Saya Yakin Waktu Diangkat ke Bed, Istri Saya Sudah Meninggal

 

Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.SHUTTERSTOCK/ELDAR NURKOVIC Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.
Sementara Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, menyebutkan, kondisi yang dialami dr Victor Paulus Manuhutu, SpP, hanya salah satu contoh dari dedikasi tenaga kesehatan (nakes) yang terus merawat pasien Covid-19.

Keterbatasan jumlah dokter spesialis memaksa mereka yang ikut terpapar harus tetap bertugas merawat pasien.

"Pada teman-teman yang pada sakit ringan hingga sedang, ia masih mendedikasikan profesi mereka untuk merawat pasien. Ada teman yang sakitnya berat, tapi dia masih menerima konsultasi, tapi dengan video call dia masih bisa memberikan saran," kata Silwanus.

Khusus untuk dokter spesialis paru yang sangat dibutuhkan pada masa pandemi, Silwanus menyebut jumlahnya sangat minim.

Baca juga: Sinyal Indonesia Akhirnya Berjaya di Perbatasan Timor Leste

Saat ini tidak hanya dr Victor Paulus Manuhutu, SpP yang tengah terpapar Covid-19. Namun, ia tidak mau menyebutkan jumlahnya.

"Di Jayapura hanya ada empat dokter paru, ada lebih dari satu yang saat ini positif," kata dia.

Hingga Selasa (20/7/2021), jumlah pasien Covid-19 yang terkonfirmasi mencapai 30.634 kasus.

Dari jumlah tersebut, 5.355 pasien masih dirawat, 24.613 sembuh, dan 666 orang meninggal dunia.

Hingga saat ini, sudah 10 pasien Covid-19 di Merauke yang dipastikan terpapar varian Delta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com