Tak hanya itu, oknum kelompok berbaju hitam pun melakukan perusakan fasilitas umum di sekitar jalan yang dilalui mereka saat long march tersebut.
"Kemudian mereka melakukan perusakan-perusakan di sekitarnya, ada 60 pot yang dirusak," ujarnya.
Guna menghidari perusakan dan tindakan anarkis yang lebih luas lagi, maka petugas kepolisian pun akhirnya melakukan pembubaran kelompok massa anarkis tersebut.
Apalagi kelompok massa tersebut tidak mematuhi protokol kesehatan seperti tak menggunakan masker.
"Kita bubarkan mereka karena tidak mematuhi prokes, tidak memakai masker, menutup jalan sehingga terjadi kemacetan panjang, kemudian mereka melakukan perusakan," terang Ulung.
Sebanyak 150 orang yang diduga melakukan tindakan anarkis melakukan perusakan diamankan petugas.
Mereka di kumpulkan di halaman gedung sate, tepatnya di depan kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Gedung B.
Ratusan orang yang diamankan tersebut terdiri dari mahasiswa, pelajar SMA, SMP, putus sekolah, hingga pengangguran.
Kemudian, dari ratusan pemuda ini dilakukan tes swab antigen untuk memastikan kesehatan mereka. Namun hasilnya ada beberapa orang yang dinyatakan reaktif.
"Dan hasil sementara untuk swab antigen ternyata baru dimulai, sudah tiga orang dinyatakan reaktif, artinya memang kerawanan dalam kerumunan itu sangat tinggi sekali, menyebarkan penyebaran Covid-19 itu, mereka seolah-seolah tidak ada Covid-19, dan tidak pakai masker," ucapnya.