Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati akibat Semburan Belerang, Kerugian Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 21/07/2021, 14:37 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANGLI, KOMPAS.com - Sebanyak 23,8 ton ikan nila atau ikan mujair di Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Batur, Bangli, Bali mati akibat keracunan belerang.

Seluruh ikan yang mati tersebut kini telah dievakuasi untuk menghindari terjadi pencemaran pada air danau.

"Ikan mati sudah dipindahkan agar tidak mencemari danau," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma saat dihubungi, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Kembali Positif Covid-19

Bermula air danau berubah warna

Sarma menjelaskan, matinya ikan tersebut bermula saat warna air di Danau Batur berubah sejak Rabu (14/7/2021) lalu.

Perubahan warna itu disebabkan oleh hujan dan angin kencang di seputaran Danau Batur.

Namun, informasi tentang adanya ikan mati baru terjadi sehari setelahnya yakni Kamis (15/7/2021) lalu.

Matinya puluhan ton ikan itu terjadi setalah adanya kondisi cuaca buruk dan memicu naiknya belerang dari dasar danau atau dikenal dengan sebutan upwelling.

Kondisi itu menyebabkan bercampurnya semua polutan dan membahayakan kehidupan biota di danau, serta sulfat dan fosfor yang bersifat mengikat oksigen di air danau.

Akibatnya, kandungan oksigen dalam air danau di daerah sekitar letupan belerang menurun drastis.

Baca juga: 3 dari 28 Anggota Satpol PP yang Berpesta Miras Positif Covid-19, Alami Demam dan Batuk

 

Kerugian ratusan juta

Turunnya kadar oksigen itulah yang menyebabkan ikan-ikan milik warga mati dan menyebabkan kerugian yang sangat besar.

"Kalau dihitung itu kan ada 23,8 ton ikan, dikali Rp 26.000 per satu kilo, itu lebih dari Rp 500 juta," kata dia.

Sarma menyebutkan, jumlah KJA di kawasan Danau Batur ada sebanyak 12.000 Keramba Jaring Apung (KJA).

Baca juga: Izin Tinggal Habis, Satu Keluarga Asal Rusia di Bali Dideportasi

Fenomena tahunan

Seluruh peternak ikan itu, lanjut Sarma, sudah mengetahui bahwa fenomena semburan belerang di Danau Batur merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi sekitar bulan Juli sampai September.

"Dari pengalaman sebelumnya biasanya berlangsung 4-7 hari. Ini adalah hari ke 7 semburan sejak Rabu 14 Juli 2021 lalu. Situasi sampai siang ini, memang sudah kelihatan tenang, kami perkirakan tidak ada lagi semburan," tuturnya.

Sarma juga berharap agar seluruh peternak ikan tersebut bisa menyesuaikan diri dengan fenomena Semburan belerang yang biasa terjadi pada bulan Juli - September.

Ia mendorong peternak untuk mengatur waktu penebaran bibit ikan agar masa panen tak sampai dilakukan pada medio Juli - September.

"Sehingga kerugian lebih kecil. Karana ini fenomena alam, hanya itu yang bisa dilakukan," tuturnya.

Pihaknya juga sedang melakukan pendataan pada seluruh peternak ikan yang mengalami kerugian akibat fenomena tersebut.

Setelah itu ia akan mengusulkan kepada Bupati Bangli agar para peternak bisa mendapat bantuan modal usaha setalah merugi akibat adanya fenomena tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com