BANGLI, KOMPAS.com - Sebanyak 23,8 ton ikan nila atau ikan mujair di Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Batur, Bangli, Bali mati akibat keracunan belerang.
Seluruh ikan yang mati tersebut kini telah dievakuasi untuk menghindari terjadi pencemaran pada air danau.
"Ikan mati sudah dipindahkan agar tidak mencemari danau," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma saat dihubungi, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Kembali Positif Covid-19
Bermula air danau berubah warna
Sarma menjelaskan, matinya ikan tersebut bermula saat warna air di Danau Batur berubah sejak Rabu (14/7/2021) lalu.
Perubahan warna itu disebabkan oleh hujan dan angin kencang di seputaran Danau Batur.
Namun, informasi tentang adanya ikan mati baru terjadi sehari setelahnya yakni Kamis (15/7/2021) lalu.
Matinya puluhan ton ikan itu terjadi setalah adanya kondisi cuaca buruk dan memicu naiknya belerang dari dasar danau atau dikenal dengan sebutan upwelling.
Kondisi itu menyebabkan bercampurnya semua polutan dan membahayakan kehidupan biota di danau, serta sulfat dan fosfor yang bersifat mengikat oksigen di air danau.
Akibatnya, kandungan oksigen dalam air danau di daerah sekitar letupan belerang menurun drastis.
Baca juga: 3 dari 28 Anggota Satpol PP yang Berpesta Miras Positif Covid-19, Alami Demam dan Batuk
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.