SALATIGA, KOMPAS.com - Kota Salatiga masuk kategori Level 4 di masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan hingga 25 Juli 2021.
Namun, penetapan kategori tersebut dipertanyakan oleh Wali Kota Salatiga Yuliyanto.
"Karena salah satu indikator penentuan level masing-masing kabupaten dan kota se-Jawa Bali adalah BOR (bed occupancy ratio)," ungkapnya, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Tujuh Formasi CPNS Salatiga, Termasuk Pemulasaraan Jenazah Sepi Peminat, Pendaftaran Diperpanjang
Dengan indikator tersebut, tentu saja Kota Salatiga tidak akan bisa turun ke Level 3 dan seterusnya karena RSUD milik Pemerintah Kota Salatiga BOR-nya saja di atas 80 persen.
"Sementara ketersediaan bed isolasi RS se-Kota Salatiga melayani pasien luar kota, tidak hanya pasien dari warga Salatiga," kata Yuliyanto.
Dikatakan Yuliyanto, dari jumlah pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, hanya 30 persen saja yang asli warga Kota Salatiga.
"Kita kan juga tidak mungkin menolak pasien, kalau ada yang sakit tentu harus mendapat perawatan agar bisa segera sembuh, tidak memandang asal pasien," paparnya.
Baca juga: Stok Bantuan untuk Warga Isoman Menipis, Pemkot Salatiga Akan Lebih Selektif
Yuliyanto menyampaikan mendukung perpanjangan PPKM yang dicanangkan pemerintah.
"Memang ini berpengaruh terhadap penurunan penyebaran Covid-19 karena mobilitas warga juga berkurang, tapi perlu disiapkan juga skenario kebangkitan ekonomi," tegasnya.
Bantuan untuk pelaku UMKM yang terdampak PPKM, lanjutnya, akan diberikan sembako selama tutup berusaha.
"Pelaku UMKM kuliner yang tidak buka akan diberi bantuan sembako," kata Yuliyanto.
Baca juga: Walkot Salatiga Keluarkan Surat Edaran Malam Hari di Rumah Saja, Lampu Jalan Dimatikan
Dia mengakui kondisi perekonomian saat ini memang berat karena ada pembatasan waktu operasional.
"Kita semua memang harus bersabar karena berpikir kesehatan adalah yang terpenting. Investasi yang utama saat ini adalah kesehatan dan kita berharap setelah vaksinasi mencapai target, kita berdoa semuanya berangsur normal," kata Yuliyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.