BLITAR, KOMPAS.com - Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak kepolisian, remaja yang mayatnya ditemukan mengambang di sungai di Blitar pada akhir pekan lalu biasa menjual layanan seks.
Menurut polisi, mayat yang kemudian terungkap sebagai remaja 14 tahun bernama WO itu terlibat percekcokan dengan rekan perempuannya ketika mereka sedang minum minuman keras pada Minggu malam hingga Senin (12/7/2021) dini hari.
Lima hari kemudian, Sabtu (17/7/2021) sore, dua orang pencari ikan menemukan mayat W mengambang di sungai di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Baca juga: Sebelum Mayatnya Ditemukan, Remaja Bertato Kuda Poni Sempat Minum Miras
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Ardyan Yudo Setyantono mengatakan, meski W baru berusia 14 tahun ternyata sudah terlibat dalam praktik prostitusi.
"Kalau kita lihat sekilas foto-fotonya, kita tidak menyangka bahwa korban baru berusia 14 atau 15 tahun," ujar Ardyan kepada Kompas.com, Selasa (20/7/2021).
Ardyan mengatakan, remaja yang tercatat sebagai warga Kecamatan Kanigoro itu terlihat terakhir kali bersama teman-temanya di sebuah warung kopi di wilayah Lodoyo, Kecamatan Sutojayan.
Bersama sekitar lima orang temannya, ujar Ardyan, W berada di warung kopi itu sambil minum minuman keras mulai Minggu malam hingga Senin dini hari.
Pada saat itulah, kata Ardyan, W terlibat percekcokan dengan salah satu temannya, seorang perempuan dengan inisial S yang juga dikenal sebagai pekerja hiburan malam dan penjaja layanan seks.
"Dalam kondisi mabuk, korban memprotes tarif layanan seks S yang dikenakan pada pelanggan terlalu rendah," tuturnya.
Argumen W, kata Ardyan, jika S memasang tarif terlalu rendah maka uang hasil bekerja sebagai penjaja layanan seks hanya akan habis untuk makan dan beli rokok.
Berdasarkan informasi yang didapat polisi, katanya, tarif layanan seks yang W anggap terlalu rendah itu adalah Rp 250.000 untuk sekali layanan.
Ngambek dan menyendiri di pinggir sungai
Cekcok dengan S membuat W ngambek dan meninggalkan teman-temannya untuk menyendiri di pinggir sungai yang terletak tidak jauh dari warung kopi tersebut.
Kemudian, teman W yang lain, remaja pria dengan nama inisial R, ujar Ardyan, menghampiri W dan membujuknya kembali ke warung dan berkumpul dengan teman-temannya.
Menurut pengakuan R, ujar Ardyan, W tidak bersedia masuk ke warung, tetapi sebaliknya meminta R membawa S ke pinggir sungai untuk menyelesaikan masalah yang diperdebatkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.