Pontang-panting cari rumah sakit
Sempat kebingungan mencari rumah sakit, mereka kemudian menuju RS di Jalan Bonorogo Pamekasan, namun ditolak.
“Saat tiba di rumah sakit, perawat memeriksa Lita di atas mobil saja. Karena tekanan oksigen di bawah 50, Lita kemudian ditolak untuk dioperasi,” ujarnya
Masih bersama bidan tersebut, mereka lalu menuju RS di Jalan Mandilaras Pamekasan, namun petugas menolak karena tekanan oksigen Lita tinggal 44.
“Bahkan, bidannya dimarahi oleh perawat rumah sakit karena tidak menggunakan alat pelindung diri,” terang Taufiq.
Baca juga: Idul Adha Saat PPKM Darurat, Jemaah Padati Masjid-masjid di Medan
Kemudian, mereka menuju RS ketiga yang juga berada di Jalan Bonorogo Pamekasan.
Tiba di sana pukul 17.15 WIB, mereka mendapati kondisi RS pelat merah itu yang sudah penuh pasien Covid-19.
Meninggal dunia
Akhirnya mereka menuju ke RSUD Smart Pamekasan dan merasa mendapatkan pelayanan yang tidak ramah.
Mereka harus mencari kursi roda sendiri dan menaikkan Lita ke tempat tidur sendiri.
Mereka juga harus mendorong tempat tidur tersebut masuk ke rumah sakit.
“Saya heran dengan pelayanan di rumah sakit pemerintah ini. Kok bisa tidak ada perawat dan dokter yang menangani pasien,” ungkap Taufiq.
Meski akhirnya mendapatkan rumah sakit, kondisi Lita sudah terlanjur memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Lita meninggal pada Minggu (18/9/2021) pukul 18.30 dan jenazahnya dibawa pulang untuk dimakamkan.
“Harapan saya, salah satunya bisa diselamatkan. Entah ibunya atau anaknya. Tapi takdir berkata lain, ibu dan bayinya sama-sama meninggal,” tutur Kepala Desa Kaduara Barat, Endang Susilawati Ningsih.
Baca juga: Pengakuan Pria dalam Video Viral Terobos Penyekatan: Saya Tarik Polisi ke Pinggir karena...