KOMPAS.com - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat Najamuddin Moestafa terlibat adu mulut dengan petugas di pos penyekatan masuk Kota Mataram.
Ia tak terima diminta putar balik karena tidak mampu menunjukkan kartu bukti vaksin.
Alasannya, karena pemerintah sendiri belum mampu menyediakan vaksin sesuai kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, ia mempertanyakan terkait kebijakan penyekatan itu dan meminta petugas bubar karena dianggap menyusahkan masyarakat.
Sementar di Ambon, sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya.
Alasannya, karena kebijakan PPKM Darurat gagal mengendalikan pandemi Covid-19 dan hanya menyengsarakan rakyat.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.
Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.
Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat Najamuddin Moestafa geram dengan kebijakan penyekatan yang dilakukan petugas di pintu masuk Kota Mataram.
Sebab, gara-gara tidak mampu menunjukan kartu vaksin, banyak warga termasuk dirinya sempat diminta putar balik.
Namun, saat diminta putar balik itu ia menolak dan justru meminta petugas di pos penyekatan itu untuk bubar.
Pasalnya, ia menilai kartu vaksin semestinya tidak dapat menjadi syarat orang dapat melintas. Karena pemerintah sendiri belum mampu menyediakan vaksin sesuai kebutuhan warganya.
“Jadi kalau ini orang bolak-balik ini, kasihan rakyat mau diginikan ya, regulasinya salah negara ini. Setop melakukan cara seperti ini, Anda bubar saja,” tegas Najamuddin.
Baca juga: Tak Terima Diminta Putar Balik, Anggota DPRD Minta Petugas di Pos Penyekatan Bubar