Saat pengarahan itu, calon pasien diajari menggunakan thermogun, oximeter dan juga alat tensi.
Nantinya saat menjalani isolasi, mereka setiap hari pagi dan malam hari diminta untuk mengecek secara mandiri.
Kemudian mereka mengisi Google Form memasukan setiap hasil pengecekan pada pagi hari dan malam hari.
Hasil pengecekan mandiri tersebut akan dikirimkan kepada para dokter relawan untuk mengetahui perkembangan kondisi para pasien.
"Kami ada pendamping dokter-dokter relawan dari Dokter (RS) Pantirapih dan Klinik Realino," tegasnya.
Baca juga: PPKM Darurat DI Yogyakarta Bikin Mobilitas Warga di Perumahan Naik 19 Persen
Menurutnya, di shelter pelayanan berbasis internet.
Semisal, sebelum makan pasien Covid-19 akan diberitahu via grup WhatsApp.
Kemudian relawan yang menggunakan alat pelindung diri akan menyiapkan makan di meja makan.
"Kegiatan mereka misalnya berjemur, lalu karena kita sudah menyiapkan internet mereka bisa bekerja seperti sehari-hari. Jadi memang ini khusus untuk yang tanpa gejala," ungkapnya.
Ada banyak orang yang merasa terpanggil untuk membantu sesama terutama mereka yang menjalani isolasi.
Atas rasa solidaritas tersebut, mereka membantu untuk keperluan shelter mulai alat pelindung diri (APD), sembako hingga vitamin.
Bahkan ada yang membantu dengan mengirimkan hand sanitizer dan disinfektan.
"Jadi solidaritas yang tumbuh ini yang membuat saya terkesan, tahu tempat ini lalu ada orang, romo apa yang bisa saya bantu? apa yang dibutuhkan?. Solidaritas banyak orang yang membantu kami," tuturnya.
Awalnya untuk keperluan makan bagi mereka yang isolasi dimasak oleh para suster.
Namun saat ini sudah ditangani oleh Komunitas Sego Mubeng, Kota Baru.
"Komunitas Sego Mubeng itu komunitas Kota Baru yang mengurusi makan untuk orang-orang yang membutuhkan di Yogya ini. Sekarang yang menangani dari Komunitas Sego Mubeng, mereka masak di tempat masing-masing lalu jam makan dikirim ke sini," bebernya.
Baca juga: Selain Isolasi OTG, Asrama UI Akan Jadi Lokasi Pemulihan Pasien Covid-19 agar RS Cepat Kosong
Pasien yang di shelter diperbolehkan pulang setelah 10 sampai 14 hari menjalani isolasi.
Sebelum keluar, mereka akan dicek oleh Puskasmas untuk memastikan telah sembuh dari Covid-19.
"Pertemuan dengan Sonjo itu kalau mereka sehat betul 10 hari sudah negatif, tapi kalau masih bergejala sampai 14 hari. Iya ke Puskesmas, jadi yang bisa memastikan dan mengeluarkan surat keluar itu Puskesmas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.