Begitu juga pasien yang sedang menggunakan oksigen tabung dan isi oksigennya habis, kata dia, dipindahkan ke ruang yang dilengkapi instalasi pasokan oksigen dari tabung sentral.
Di sisi lain, lanjut Deny, pasien yang semula menggunakan terapi oksigen dari tabung sentral namun sudah tidak terlalu membutuhkan terapi oksigen, akan segera dipindahkan ke ruang perawatan tanpa instalasi oksigen.
"Jadi, kami lakukan optimalisasi ruang perawatan yang memiliki instalasi pasokan oksigen dari tabung sentral," ujar dia.
Baca juga: Sudah 2 Hari IGD RSUD Kota Blitar Tolak Pasien, Kapasitas Penuh dan Banyak Nakes Terpapar Covid-19
Menurutnya, dengan kebutuhan oksigen cair sebanyak 2,6 ton per hari, sejauh ini RSUD Ngudi Waluyo bisa mendapatkan pasokan relatif lancar.
"Sekarang ini tercatat status oksigen di tabung sentral kami ada 1,7 ton. Memang sudah menipis, tapi pasokan lancar," ujar dia.
Selama sekitar satu pekan terakhir, instalasi gawat darurat (IGD) di RSUD Ngudi Waluyo menghadapi lonjakan pasien Covid-19 atau pasien "probable" Covid-19 melebihi kapasitas 22 tempat tidur IGD yang dimiliki.
Kondisi itu membuat banyak pasien terpaksa mendapatkan perawatan di teras dan bagian lain rumah sakit di sekitar IGD.
Namun, pihak rumah sakit kini sudah mengatasi persoalan tekanan jumlah pasien dengan memanfaatkan dua ruangan sebagai tempat pelayanan kegawat-daruratan tambahan.
Pihaknya telah memindahkan kelebihan jumlah pasien di IGD ke ruangan lain.
"Ruang perawatan IGD kami perlebar dengan memanfaatkan ruang aula dan selasar IGD," ujar dia.
Deny menggambarkan situasi yang dihadapi RSUD Ngudi Waluyo sebagai situasi yang penuh tekanan dan menyita energi sumber daya yang ada.
Terlebih lagi, ujarnya, di tengah situasi sulit ini selalu saja ada tenaga kesehatan yang harus menjalani isolasi karena terkonfirmasi positif Covid-19.