Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Srikandi Terbaik IPB, Ini Sosok Guru Besar yang Meninggal karena Covid-19 Saat Bertugas di NTT

Kompas.com - 19/07/2021, 11:20 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KUPANG, KOMPAS.com- Seorang guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) meninggal karena terpapar Covid-19 ketika menjalankan tugas di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (18/7/2021).

Dosen bernama Profesor Linawati (59) itu disebut-sebut sebagai salah satu srikandi terbaik yang dimiliki oleh IPB.

Baca juga: Dosen yang Meninggal karena Covid-19 Saat Tugas di NTT Ternyata Guru Besar IPB

Bekerja sebagai dosen sejak 34 tahun lalu

Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor

Profesor Linawati berstatus sebagai dosen di IPB sejak sekitar 34 tahun lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor Fredinan Yulianda.

"Almarhumah bertugas sebagai dosen IPB sejak tahun 1987 dan meraih gelar guru besar pada tahun 2014 lalu," ujar Fredinan melalui aplikasi zoom, Minggu (18/7/2021) malam.

Sejak 2014, Linawati tercatat sebagai guru besar Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca juga: Diduga Tertular Covid-19 Saat Tugas ke NTT, Dosen IPB Meninggal Dunia

 

Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.
Peneliti dan menulis banyak buku

Ferdinan menyebutkan, selama hidupnya, Linawati telah banyak melakukan sejumlah penelitian.

Dia pun telah banyak menulis buku mengenai rumput laut serta perikanan.

Tak heran, Linawati memperoleh sejumlah penghargaan dari hasil kerja kerasnya tersebut.

"Kita kehilangan salah satu peneliti dan dosen terbaik di IPB," kata dia.

Baca juga: Desa di Banyumas Hadapi Covid-19 dengan Kearifan Lokal, Tak Ada Portal, Latih Ibu-ibu Jadi Nakes Dadakan (2-Habis)

Terpapar Covid-19 dan gugur saat jalankan tugas

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona

Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M Saek menceritakan, Profesor Linawati meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 saat menjalankan tugas di daerah tertinggal di NTT.

Tugas itu merupakan program dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Kondisi Linawati yang positif Covid-19 diketahui ketika dirinya hendak kembali ke Bogor dan melakukan pemeriksaan rapid test antigen.

Rupanya, Profesor Linawati dinyatakan positif Covid-19.

Dia sempat dirawat di lokasi karantina terpusat di Rusun Nee.

Namun karena kondisi menurun, Profesor Linawati dibawa ke RSUD Baa pada 8 Juli.

Dosen tersebut akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Minggu (18/7/2021) di RSUD Baa, Rote Ndao, NTT.

"Beliau (Linawati) meninggal sekitar pukul 04.00 dini hari tadi," ujar Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M Saek, saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.

Jenazah Linawati dimakamkan di tempat pemakaman khusus Covid-19, di Desa Baadale, Kecamatan Lobalain.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Regional
2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Regional
Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com