Saat itu, dirinya merasa kesal dengan petugas karena tidak bisa diajak dialog. Petugas tersebut memaksanya untuk putar balik karena dianggap tak mampu menunjukkan kartu vaksin.
“Jadi saya jelaskan ke polisi, saya anggota DPR, tidak kena vaksin karena ada gula darah, dia (polisi) minta surat keterangannya, dan saya jawab nanti akan dikeluarkan secara kelembagaan, tapi tetap suruh balik. Saya bilang tidak bisa begitu,” kata Najamuddin, Kamis.
Baca juga: Tak Terima Diputar Balik karena Belum Vaksin, Anggota DPRD Debat dengan Polisi
Tidak hanya itu, ia semakin geram saat petugas tersebut juga mempertanyakan sopirnya yang belum melakukan vaksin.
Padahal, jumlah vaksin sendiri diketahui masih terbatas dan memang belum semua warga mendapatkan kesempatan vaksinasi tersebut.
“Saya jelaskan tahu enggak vaksin yang sudah dibeli oleh Presiden Jokowi, kurang lebih 80 juta saya bilang. Rakyat Indonesia yang harus divaksin 275 juta, maka 275 juta dikurangi 80 juta, ada 190-an juta yang belum, termasuk sopir saya, dan warga di NTB ini,” kata Najam.
Setelah berdebat itu akhirnya ia dan sopirnya dipersilakan melanjutkan perjalanan dengan syarat melakukan tes usap terlebih dahulu untuk mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19.
Penulis : Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor : Robertus Belarminus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.