TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Asep Lutfi Suparman (23), pemilik kedai kopi asal Tasikmalaya yang jalani kurungan tiga hari sesuai pilihannya karena langgar PPKM Darurat mengaku tak betah selama mendekam di Lapas Kelas II B Tasikmalaya.
Namun, dirinya mengaku pelayanan pihak Lapas baik dan sesuai dengan prosedur yang diterapkan selama ini kepada warga binaannya.
"Ya, gak betah sih, siapa yang akan betah dipenjara. Cuma, saya betah-betahin saja. Tapi, di Lapas baik-baik orangnya, enggak seperti perkiraan saya seperti di film-film selama ini. Sempat laget sih awalnya, tapi ke sininya baik-baik saja," jelas Asep seusai keluar dari Lapas Kelas II B Tasikmalaya pada Minggu (18/7/2021).
Asep pun tak mempermasalahkan kepalanya diplontos karena itu sesuai dengan aturan Lapas kepada para tahanan baru.
Dirinya memaklumi hal itu karena semua pegawai Lapas sangat ketat mengikuti aturan yang sudah ditentukan selama ini.
"Enggak masalah sih kepala saya diginiin, itu kan aturan, saya ikuti sesuai aturan saja. Memang, ada bareng sama saya tahanan baru, sama di giniin model rambutnya," tambah Asep.
Selama menjalani kurungan tiga hari dirinya terpisah dengan narapidana lainnya setelah sebelumnya sempat disatukan bersama tahanan lainnya.
Namun, karena alasan penuh dan protokol kesehatan akhirnya dirinya ditempatkan di tempat lain sendirian.
"Iya, memang awalnya di sel bersama tahanan lain. Tapi karena penuh dan alasan prokes, akhirnya saya dipisahkan sendirian," ujar Asep.
Asep menilai kejadian yang menimpanya ini merupakan pelajaran hidupnya yang berharga.
Sehingga, dirinya mengaku akan lebih taat aturan terutama aturan darurat demi kepentingan rakyat banyak.
"Iya, ini diambil hikmahnya saja. Terpenting kepada maayarakat mendingan lebih memilih taati aturan saja," ungkapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.