CIANJUR, KOMPAS.com – Tangis haru nan bahagia pecah saat Enung Nurhayati, 55 tahun, menceritakan momen kali pertama menerima kabar, rumahnya akan diperbaiki.
Perempuan paruh baya asal Kampung Sinarlayung, Desa Ciandam, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini awalnya mengaku tak percaya dengan kabar tersebut.
Menurutnya, hal yang mustahil ada pihak yang mau secara cuma-cuma merenovasi rumahnya, apalagi di zaman sulit seperti di masa pandemi sekarang ini.
Karena itu, saat seorang anggota Babinsa menyambangi rumahnya untuk menyampaikan kabar tersebut, Enung tak serta merta percaya.
"Setelah dapat kabar itu, emak jadi tak bisa tidur, benar tidak yah itu," ucap Enung saat ditemui di rumahnya, Jumat (16/7/2021).
Baca juga: Nyaris Roboh 2 Kali Diguncang Gempa, Rumah Nenek Tukinem Kini Berdiri Kokoh
Enung menceritakan, sepekan berlalu sejak hari itu, rombongan prajurit TNI mendatangi rumahnya sambil membawa peralatan tukang.
Lantas, hanya dengan satu tarikan, tiang penyangga yang telah puluhan tahun menopang rumahnya pun roboh.
Air mata Enung tak sanggup dibendung, tangis haru membadai, rumahnya yang penuh kenangan itu ambruk dan reruntuhannya rata dengan tanah.
"Sedih, senang, haru, campur aduk perasaan emak. Tak menyangka ada yang mau memperbaiki rumah emak,” ucapnya lirih.
Baca juga: Kisah Oma Rahel, Nenek Super yang Rela Bantu TNI dalam Urusan Berat
Tak lekang dalam ingatannya, kepada Kompas.com Enung berbagi kisah kehidupannya selama ini di rumah yang sangat tidak layak dihuni itu.
Tinggal di rumah yang ia tempati sejak 1995 bersama suami dan keempat anaknya itu jauh dari kondisi nyaman, apalagi jika musim penghujan tiba.
Belasan wadah memenuhi hampir semua sudut ruangan untuk menampung kucuran air hujan yang jatuh dari atap yang bocor.
“Kalau hujannya deras dan sampai malam, tidurnya harus giliran, karena rumah suka kebanjiran,” ucap Enung.
Tak hanya kondisi atap yang bobrok, dinding rumah juga rusak termasuk kondisi bangunan yang sudah doyong ke samping karena tiang penyangga semakin lapuk dimakan usia.
Penghasilan suami yang hanya kuli bangunan dan dirinya sebagai pemetik Kopra hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kalau ada uang lebih, bisa untuk beli papan buat menutup dinding-dinding yang bolong,” ujar dia.
Selain harus bersabar dengan kondisi cuaca, Enung dan keluarga rupanya juga harus tabah menghadapi komentar orang-orang perihal kondisi rumahnya itu.
"Suka ada saja yang ngomong 'mak, itu kiri kanan rumah sudah tembok, emak kapan'," katanya.
Namun, ia tak mau ambil pusing dengan nada-nada sumbang tersebut. Kendati, jauh di lubuk hatinya ada keinginan untuk memiliki rumah yang layak.
"Tapi, selama ini emak cuma bisa bermimpi saja. Soalnya uang dari mana untuk memperbaikinya,” ucap Enung meradang.
Karena itulah, saat rumahnya dipilih sebagai salah satu sasaran operasi bakti TNI, Enung tak sanggup menutupi kebahagiannya.
"Tidak tahu lagi harus bilang apa, hanya bisa berterima kasih. Terima kasih, semoga menjadi amal jariyah untuk bapak-bapak TNI,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kini, rumah Enung sudah berganti rupa. Kondisinya tak lagi reyot, namun kokoh berdiri dengan dinding-dinding tembok.
Lantainya tak lagi panggung beralaskan papan dan bilah bambu. Namun, sudah berganti keramik.
Bagian atap tertutup rapat oleh deretan genteng, sehingga tatkala hujan deras mengguyur tak perlu lagi menyiapkan wadah-wadah untuk menampung air hujan yang menyelinap dari sela-sela atap.
Mimpi Enung telah terwujud, doanya dikabulkan, ia dan keluarganya kini bisa hidup nyaman menempati rumah yang layak, dan tentunya tak akan lagi mendengar cibiran orang-orang.
Pembangunan rutilahu menjadi satu dari sekian program fisik yang dilaksanakan Kodim 0608/Cianjur melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke-111 di Desa Ciandam, Mande, tahun ini.
Komandan Kodim 0608/Cianjur Letkol Kav Ricky Arinuryadi menyebutkan, ada lima rumah warga yang diperbaiki secara total.
“Salah satunya rumah ibu Enung ini. Semoga bisa nyaman ditempati,” ucap Ricky kepada Kompas.com, Jumat.
Disebutkan, pembangunan rutilahu merupakan wujud kepedulian TNI kepada rakyat.
Selain itu, ratusan prajurit dari berbagai kesatuan itu juga bahu-membahu bersama warga membangun jalan sejauh 2,4 kilometer, merenovasi tempat ibadah, pos ronda, jamban umum, dan sarana umum lainnya.
Ricky menyebutkan, selain sarana fisik yang dibidik, juga mengedukasi masyarakat tentang banyak hal, wawasan kebangsaan dan bela negara, kewirausahaan, ketahanan pangan, penyuluhan hukum, kesehatan, serta lainnya.
"Termasuk tentunya kaitan dengan pandemi Covid-19. Soal penerapan protokol kesehatan yang terus-terusan kita ingatkan kepada masyarakat," ujar mantan Dandronkavser Paspampres ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.