PONTIANAK, KOMPAS.com - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak Yopi Haryadi mengatakan, saat ini satu helikopter Super Puma milik TNI AU di Lanud Supadio Pontianak, telah dikirim untuk membantu pencarian.
“Heli Super Puma milik Lanud Supadio Pontianak telah diberangkatkan guna melakukan penyisiran udara di area pencarian tenggelamnya delapan kapal nelayan di sekitar perairan Muara Jungkat, Mempawah,” kata Yopi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/7/2021).
Yopi menerangkan, penambahan unsur udara dalam pencarian kali ini untuk mempercepat penemuan korban
"Kami berkoordinasi dengan Lanud Supadio dan telah memberangkatkan Heli Super Puma untuk melakukan pencarian dengan udara dengan daerah penyisiran seluas 100 nautical mile hal ini guna mempercepat penemuan korban," terang Yopi.
Baca juga: 14 Kapal dan 47 Nelayan Hilang Dihantam Badai di Perairan Kalbar
Sebagai informasi, 14 kapal nelayan tenggelam dan 136 anak buah kapal (ABK) hilang setelah dihantam badai di perairan Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (14/7/2021) dini hari.
Dalam proses pencarian dan penyelataman, hingga Kamis (15/7/2021) pukul 18.00 WIB, dari 136 awak kapal, ditemukan selamat 80 orang, dalam pencarian 47 orang, meninggal dunia delapan orang dan belum teridentifikasi satu orang.
“Hingga saat ini kami masih melakukan pencarian terhadap 47 anak buah kapal,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, Eryk Subarianto, Jumat (16/7/2021).
Eryk menjelaskan, ada 14 kapal yang dilaporkan hilang dalam waktu bersamaan akibat cuaca ekstrem.
Baca juga: Nelayan Kembali Temukan Mayat di Perairan Muncar, Diduga Korban KMP Yunicee
Kapal-kapal tersebut tenggelam di sejumlah lokasi di perairan Kalimantan Barat.
Di antaranya perairan Kabupaten Sambas, Kabupaten Kubu Raya dan perairan Muara Jungkat, Kabupaten Mempawah.