KOMPAS.com - Kepala Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, Jawa Tengah, Samto yang memasang baliho berisi makian terhadap pejabat pemerintah ternyata sakit stroke.
Hal tersebut disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Ia mengatakan, mobilitas Kades Samto terbatas karena menggunakan kursi roda.
"Perlu diketahui bahwa beliau ini kan sakit stroke dan sampai sekarang mobilitas terbatas sekali dengan memakai kursi roda. Untuk itu saya minta Inspektorat menyelidiki lebih lanjut," ungkap Yuni.
"Apabila diperlukan assessment seorang dokter tentu akan kita lakukan juga," sambung dia.
Yuni menduga pemasangan baliho tersebut adalah bentuk kekesalan Kepala Desa Jenar secara pribadi yang melihat kondisi di tengah pandemi wabah Covid-19.
"Biarlah nanti Inspektorat dulu melakukan assessment," kata Yuni.
Diberitakan sebelumnya, Kades Jenar memasang baliho yang brisi umpatan ke pejabat. di lapangan desa setempat pada Rabu (14/7/2021).
Baliho tersebut terpampang foto Kades Jenasr, Samto yang menggunakan pakaian dinas.
Berikut isi umpatan yang ada di baliho.
"IKI JAMAN REVORMASI. ISIH KEPENAK JAMAN ***, AYO PEJABAT MIKIR NASIBE RAKYAT. PEJABAT SENG SENENG NGUBER UBER RAKYAT KUI B*****T. PEGAWAI SENG GOLEKI WONG DUWE GAWE IKU KERE. PEGAWAI SING SIO KARO SENIMAN SENIWATI KUWI BA******N"
(Sekarang zaman reformasi. Masih enak zaman *** Ayo pejabat memikirkan nasib rakyat. Pejabat yang suka mengejar rakyat itu b*****t. Pegawai yang suka mencari orang punya hajat itu miskin. Pegawai yang menyia-nyiakan seniman seniwati itu b*****an)
Baca juga: Heboh Kades Jenar Sragen Pasang Baliho Berisi Umpat Pejabat, Ini Faktanya
Namun di hari yang sama, baliho tersebut diturunkan oleh petugas kepolisian dan Satpol PP pada pukul 15.00 WIB.
Penurunan baliho tersebut dibenarkan Kapolsek Jenar AKP Suparjono. "Sudah diturunkan langsung kemarin sore (saat itu juga)," kata Suparjono.
Hal senada juga disampaikan Camat Jenar, Edi Wibowo.
"Iya benar, langsung kita (Muspika) Jenar tindak lanjuti untuk penurunan," ungkapnya dikutip dari TribunSolo.com.
"Karena sifatnya yang provokatif terhadap pemerintah," tegasnya.
Menurut Edi, penurunan baliho dilakukan tanpa perlawanan dari Kades Samto.
Baca juga: Honda Jazz Terbakar Setelah Tabrak Truk di Tol Sragen-Ngawi, Sopir Tewas
"Baliho saya pasang karena banyak warga saya menggelar hajatan selalu dibubarkan dan dilarang," kata Samto dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).
Menurut Samto, pembubaran dan pelarangan kegiatan hajatan bukan solusi yang baik.
Petugas, kata Samto, seharusnya bisa memberikan sikap yang baik sehingga warga tidak kecewa dengan keputusan yang dibuat pemerintah.
Baca juga: 13 Guru MI di Sragen Terpapar Covid-19, Diduga Berawal Saat Selfie Tanpa Pakai Masker
"Jadi, saya kecewa berat. Ada warga menggelar hajatan tinggal dua hari dibatalkan. Kan kasihan," ungkap dia.
Samto ingin ada solusi yang baik dari pemerintah agar masyarakat bisa menggelar hajatan tanpa melanggar protokol kesehatan (prokes
"Saya pasang baliho untuk membela rakyat kecil. Tidak ada yang lain," tutur Samto.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.