PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Seorang kakek bergegas saat turun dari sepeda.
Dengan langkah cepat sang kakek memasuki Kantor Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Usai mencuci tangan pakai sabun dan diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas, Muhari, nama kakek tersebut, duduk mengantre menunggu giliran bersama warga lainnya.
Wajahnya terlihat semringah kendati mengenakan masker cokelat sepanjang pagi itu, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: 20 Anggota Polres Probolinggo Terpapar Covid-19 Saat Bertugas
Setelah namanya dipanggil, penjual nasi di Pasar Mangunharjo tersebut mengisi daftar dan meneken kolom penerima bantuan sosial (bansos) dari Pemkot Probolinggo sebesar Rp200.000.
Uang bansos tersebut dia terima secara tunai.
Bagi Muhari, bansos tersebut menjadi tambahan semangat untuk melanjutkan hidup di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Probolinggo.
Pasalnya, sejak PPKM Darurat, kegiatan masyarakat dibatasi, sehingga warung nasinya juga sepi pembeli.
“Saya jualan nasi bareng istri di Pasar Mangunharjo. Biasanya saya melayani pembeli hingga 50 orang sehari. Sekarang hanya 20 pembeli. Biasanya ramai, sekarang sepi sejak PPKM Darurat. Awalnya jualan di luar, sekarang di dalam pasar,” kata Muhari kepada Kompas.com.
Baca juga: Catat, 3 Lokasi Pengisian Oksigen yang Disediakan Pemprov Jatim
Bansos senilai Rp 200.000 tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari bersama keluarganya.
Bantuan itu setidaknya mengurangi beban ekonomi di tengah merosotnya penghasilan kebanyakan warga sejak PPKM Darurat berlaku pada 3 Juli 2021.
“Saya sudah menerima bansos dua kali. Alhamdulillah, ini sangat membantu, terima kasih,” kata Muhari.