Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM FISIP Unpad: "Kami Bersama Presiden Jokowi, ...tapi Boong"

Kompas.com - 15/07/2021, 18:51 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) memosting kritikannya di Instagram terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam bentuk parodi.

Kritik yang disampaikan dalam 9 slide postingan di Instagram tersebut bertuliskan "Kami Bersama Presiden Jokowi".

Tapi di slide selanjutnya terdapat lanjutan kalimat "Tapi Boong" beserta berbagai kritik, alasan, serta sumber referensi.

Ketua BEM FISIP Unpad 2021, Virdian Aurellio Hartono mengatakan, postingan tersebut merupakan kritik yang diposting dalam kegiatan pekan melawan.

"Kami tergabung dalam Fraksi Rakyat Indonesia. Di sana, terdapat kegiatan pekan melawan. Kita semua elemen yang ada di dalamnya bisa membuat berbagai konten (mengkritisi berbagai isu) pandemi, HAM, korupsi, dan sebagainya," ujar Virdian saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Sebut Maruf Amin The King Of Silent dan Puan The Queen of Ghosting, Instagram BEM Unnes Hilang, Ini Penjelasannya

Kasus BEM UI, BEM Unnes, hingga BEM kampus di Bali

Virdian menjelaskan, saat membuat kajian, ada beberapa pemantik yang membuat pihaknya memosting hal tersebut.

Mulai dari sikap Rektor Unnes hingga pernyataan BEM salah satu kampus di Bali.

"BEM dari Bali bikin postingan menolak pernyataan BEM UI. Intinya mereka bersama Jokowi, ga usah turun, kami akan lawan BEM. Kemudian ada kata-kata kadrun. Buat kami itu tidak intelek dan menjilat kekuasaan," tutur dia.

Setidaknya, ada beberapa kritik yang disampaikan BEM FISIP Unpad. Mereka menilai, pemerintahan Jokowi sering melahirkan kebijakan absurd yang justru merugikan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Ferdian Paleka Ditangkap Polisi, Tapi Boong Jadi Trending Twitter

5 sorotan BEM FISIP Unpad untuk pemerintahan Jokowi

Setidaknya ada lima hal yang disoroti BEM FISIP Unpad.

Yakni pertama, presiden anti ktitik, yang kritik kena delik hingga diserang buzzer.

Dilansir dari catatan YLBHI sepanjang 2019, terdapat 1.084 penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan aparat, terutama saat aksi Reformasi Dikorupsi.

Tahun 2020 juga menjadi tahunnya kekerapan aparat kepada massa aksi Tolak Omnibu Law yang terjadi di Indonesia.

Bahkan BEM UI dan BEM KM Unnes menjadi korban serangan digital dan mendapat panggilan rektorat karena mengkritik Jokowi.

Kedua, presidennya pakai baju adat, tapi di negaranya masyarakat dikriminalisasi. Setidaknya, terjadi 51 kriminalisasi terhadap masyarakat adat sepanjang 2019, termasuk penangkapan tokoh adar Laman Kinipan, Effendi Buhing pada 2020.

"Ketiga, presiden bilang A, jajarannya malah B. Seperti kasus Tes Wawasan Kebangsaan pegawai KPK," ucap dia.

Keempat, pemimpin bingung hadapi krisis, anti lockdown, hingga kebijakan bermasalah. Ini berkaitan dengan karut marutnya penanganan Covid-19 hingga beberapa kebijakan kontroversial yang dijeluarkan seperti UU Minerba dan UU Cipta Kerja.

Kelima, kursi pejabat publik hingga komisaris BUMN yang diisi keluarga dan rekan dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com