MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan seorang pemilik warung kopi adu mulut dengan petugas patroli PPKM Darurat di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Video berdurasi 1 menit 21 detik itu menunjukkan sang pemilik warkop (warung kopi) di Jalan Gatot Subroto, yang kemudian diketahui bernama Rakesh itu menolak untuk menutup tempat usahanya.
Petugas berusaha memberitahu Rakesh bahwa dalam aturan PPKM Darurat yang tengah diterapkan di Medan, tempat usaha hanya boleh beroperasi hingga pukul 20.00 WIB.
Itu pun tidak boleh ada yang makan dan minum di tempat.
Rakesh justru menolak. Dia beralasan jika harus tutup, dia tak mendapat penghasilan untuk menghidupi istri dan lima anaknya.
"Saya tahu hukum juga, tahu prosedur. Saya pun orang sekolahan," kata Rakesh dalam video itu.
Dia menyebut-nyebut nama Wali Kota Medan, Bobby Nasution dan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang dinilai hanya memberi perintah menutup tempat usaha, tetapi tak memberi solusi atau bantuan kepada masyarakat.
"Pemerintah ada kasih bantuan? Ada kasih bantuan (oleh) Bobby? Edy Rahmayadi ada kasih bantuan kepada kami?" Tanya Rakesh kepada petugas.
Namun, petugas yang ditanya pemilik warkop itu seolah tak berkutik. Mereka tak menjawabnya.
Pemilik warkop tetap berkeras untuk tidak menutup tempat usahanya.
"Saya tahu aturan. Saya enggak mau ikut aturan pemerintah. Kasih imbauan, kasih batuan sama rakyat kecil," katanya lagi.
Petugas lantas menyuruh pengunjung di warkop itu untuk segera bubar. Lagi-lagi, Rakesh menghardik. Dia melarang mereka pulang sebelum membayar tagihan.
"Orang ini rupanya yang bayar minum kalian? duduk, bukan orang ini yang bayar. Kalau mau pergi bayar dulu," tegas Rakesh.
Menanggapi penolakan terhadap aturan PPKM Darurat itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengungkapkan, petugas patroli PPKM di lapangan bukan melarang tempat usaha seperti warkop itu tutup total.
"Boleh buka kalau tidak ada meja, tidak ada kursi. Artinya apa? Artinya tidak ada makan di tempat. Take away, silahkan. Bawa pulang boleh (buka)," kata Bobby saat di konfirmasi di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (15/7/2021).
Soal bantuan yang disinggung Rakesh, Bobby mengatakan, sejak pekan lalu, Pemkot Medan melakukan rapat secara maraton terkait PPKM darurat, termasuk pemberian bantuan kepada masyarakat terdampak.
Bobby meminta masyarakat untuk bersabar.
Penegakan aturan PPKM Darurat di lapangan dilakukan petugas semata-mata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengurangi mobilitas.
"Sabarlah. Kita ini bukan mau menindak, bukan hanya mau menghukum. Ini mau mengajak sebenarnya," pungkas Bobby.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan menyiapkan skema bantuan sosial (Bansos) yang akan diberikan kepada warga yang terdampak penerapan PPKM Darurat.
Ada pun dua opsi yang disiapkan, yakni pemberian bantuan dengan uang tunai atau pemberian sembako.
Opsi tersebut kini masih digodok untuk mendapat formula yang paling cocok diterapkan.
"Ini masih kita bahas," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution usai rapat koordinasi PPKM Darurat di Pos Lantas Polrestabes Medan, Rabu (14/7/2021).
Ada pun untuk mengantisipasi gejolak ekonomi dari pemberlakuan PPKM Darurat, Pemkot Medan telah membahas upaya memberi bantuan kepada warga yang benar-benar terdampak.
"Apakah uang tunai atau sembako yang lebih efektif, kita masih kaji. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera disalurkan," ungkap Bobby.
Termasuk untuk calon penerima bantuan. Bobby mengaku saat ini pihaknya masih mendata warga yang benar-benar terdampak.
Seperti pedagang yang warganya kehilangan pendapatan atau tak jualan lagi karena penerapan PPKM Darurat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.