SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyiapkan skenario kontingensi jika kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat diperpanjang hingga enam minggu ke depan.
Hal itu menyusul adanya masukan beberapa pakar kesehatan, salah satunya epidemolog dari Universitas Griffith University Dicky Budiman yang meminta pemerintah memperpanjang PPKM darurat hingga Agustus mendatang.
Ganjar akan mengikuti perkembangan keputusan perpanjangan PPKM darurat dilakukan.
"Kita akan mengikuti perkembangan dari masing-masing yang ada. Maka kami sudah menyiapkan skenario kontingensi. Diperpanjang atau tidak, apa pun yang terjadi, kalau tidak perpanjang perilaku masyarakat harus seperti apa," kata Ganjar di kantornya, Rabu (14/7/2021).
Baca juga: PPKM Darurat di Medan, Pemkot Siapkan Bansos untuk Warga Terdampak
Menurutnya, menambah bed, tenaga kesehatan (nakes), sampai mencari oksigen bukan solusi untuk mencegah kasus Covid-19 bertambah.
Sebab, yang bisa mencegah adalah mendisiplinkan perilaku masyarakat untuk taat protokol kesehatan.
"5M itu harus wajib. Kalau 5M-nya bisa diugemi dan dicekel (dipegang) kenceng, maka sebenarnya PPKM darurat tidak perlu diperpanjang. Tapi kalau tidak bisa, potensi perpanjangan bukan tidak mungkin dilakukan. Maka kita butuh dukungan masyarakat," jelasnya.
Maka dari itu, apabila PPKM darurat diperpanjang pihaknya menyiapkan kontingensinya dengan menyiapkan politik anggaran untuk back-up penanganan.
"Dinas UMKM juga sudah saya minta mendeteksi, teman-teman yang sedang berusaha kondisinya seperti apa. Dampaknya seperti apa, tingkat pertahanannya seperti apa. Harus menimbang juga dari sisi kondisi masyarakat termasuk sisi ekonominya," pungkasnya.
Baca juga: Wacana Perpanjangan PPKM Darurat, Wali Kota Malang: Warning untuk Warga yang Belum Tertib
Menurutnya, diperpanjang atau tidak, PPKM darurat memiliki manfaat dan risiko tersendiri.
"Tapi kalau mau disiplin dan ini dibuka (tidak diperpanjang), maka akan mengurangi. Apa itu bisa, mari kita bicara pada diri sendiri. Ingat, Indonesia sempat jadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Ini bahaya, kita mesti perang bersama-sama dan disiplin mesti dilakukan," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.