BANDUNG, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah tidak memberangkatkan jemaah haji tahun 2021 makin memukul bisnis pengusaha travel dan haji di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Ketua Forum Komunikasi Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh) Jawa Barat, Wawan Ridwan Misbach mengatakan, di tahun pertama pandemi, cadangan keuangan pengusaha travel rata-rata masih kuat.
Baca juga: Sekarat Dilanda Pandemi, Travel Haji dan Umrah Dijual Murah Meriah ke Jemaah
"Tapi di tahun kedua sudah kesulitan. Kami memutar otak bagaimana caranya agar tidak PHK pegawai," ujar Wawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Kapan Ibadah Haji dan Idul Adha 2021?
Akhirnya, para pengusaha mengalihkan bisnis mereka. Ada yang berjualan beras, ikan, kurma, hingga hewan kurban.
"Apa pun asal halal. Puasa kemarin kami jualan kurma, alhamdulillah bisa bayar THR pegawai. Sekarang kami berjualan hewan kurban," tutur Wawan yang juga Direktur Qiblat Tour.
Saat ini, jumlah travel haji dan umrah yang memiliki izin di Jabar mencapai 170 dengan jumlah pegawai mecapai 2.000-an.
Perusahaannya sendiri memiliki 30 pegawai dengan jemaah di awal 2020 berjumlah 1.200 orang. Jumlah jemaah itu menyusut saat ini menjadi 700 jemaah karena refund dan lainnya.
Pasar kurban
Untuk bertahan, Wawan bersama lima pengusaha travel haji dan umrah lainnya patungan membuka pasar kurban untuk menjual hewan kurban sapi yang berasal dari Bali.
Sapi Bali sengaja dipilih karena memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya memiliki daging yang banyak dan tulang kecil. Untuk merawatnya, ia melibatkan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Peternakan Unpad.
"Target kami 250 ekor laku terjual, sampai hari ini sudah 160 yang terjual," ungkap Wawan.
Harga tergantung dari berat sapi. Bila dirata-ratakan, harga sapit berkisar antara Rp 17 juta hingga Rp 100 juta per ekor.