Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pemikul Jenazah Covid-19 Minta Rp 4 Juta, Temuan Polisi: Tak Ada Pungli, Kedua Pihak Sepakat Damai

Kompas.com - 12/07/2021, 16:15 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Polisi: YT memaksakan pemakaman harus malam itu juga, akhirnya "deal" sendiri dengan warga

YT sendiri menurut Ulung memaksakan pemakaman dilakukan pada malam hari. Seperti diketahui pemakaman jenazah ayahnya tersebut akhirnya dilakukan pada pukul 23.00 WIB di makam khusus Covid-19 di TPU Cikadut.

"Karena dia memaksakan malam itu dimakamkan. Sedangkan jumlah penggali kubur kurang saat itu. Dengan memaksakan makanya ditawarkan kalau memang ada, ada masyarakat bisa menggunakan jasa masyarakat akhirnya bu Yunita deal dengan masyarakat di situ," jelasnya.

"Jadi tidak ada deal dengan kepala pemakaman ataupun pak Redi, tidak ada. Adapun deal dengan masyarakat," tambahnya.

Kedua pihak sepakat berdamai, terduga pungli kembalikan uang Rp 2,8 juta

Ia menegaskan, bahwa kesepakatan pemakaman tersebut dilakukan antara pihak keluarga YT dan masyarakat.

"Bukan (dengan PHL), dengan masyarakat di situ. Karena itu tadi selama dua minggu ini jumlah yang meninggal sangat banyak akhirnya sebagian masyarakat ikut membantu juga," ucapnya.

Tak hanya itu, kata Ulung, pihak terduga pungli pun telah mengembalikan uang sebesar Rp 2,8 juta dan sudah diterima pihak YT.

"Jadi pada saat itu dari pihak Redi sendiri melalui keluarganya dari YT sudah mengembalikan uang sebanyak 2,8 juta. Sudah diterima," kata Ulung. Kedua belah pihak pun sepakat untuk berdamai untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kedua belah pihak ada kesepakatan damai," katanya.

 

Namun pada mediasi kedua ini, pihak keluarga YT tidak hadir, Ulung tak menjelaskan ketidakhadirannya.

"Pihak YT hari pertama datang untuk klarifikasi tapi sampai sekarang belum sempat hadir lagi," katanya.

 

Saat kejadian, petugas kelelahan makamkan hingga 70 jenazah pasien Covid-19

Ulung juga menjelaskan kondisi pemakaman di Cikadut, menurutnya penggali kubur dan pengangkut jenazah sangat kekurangan.

Hal tersebut lantaran adanya peningkatan warga meninggal karena Covid selama dua minggu ini. Pada saat hari kejadian pun hanya ada 12 orang yang jaga di pemakaman Cikadut.

"Karena saat peningkatan ini biasnya normal meninggal 3-5 orang, selama dua minggu ini per hari 50 bahkan pada saat malam kejadian 60-70 orang. Jadi menang sangat kekurangan," jelasnya.

Buntut kasus pungli, terduga pelaku pungli dipecat jadi PHL penggali kubur di Cikadut

 

Sementara itu, Kadistaru Kota Bandung Bambang Suhari menjelaskan terduga pungli Redi ini memang Pekerja harian lepas (PHL) penggali kubur di Pemakaman Cikadut.

Saat viral kejadian pungli tersebut, pihak pemerintah Kota Bandung memberhentikan Redi sebagai PHL pemikul jenazah. "Sejak kemarin (gak bekerja)," ucap Bambang.

Adapun dasar pemecatan tersebut kata Bambang, adanya surat penerimaan pemakaman jenazah. "Kan ada surat penerimaan itu. Kita sementara dasar awal bukti penerimaan itu namun demikian nanti akan menunggu," katanya.

Saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari penyelidikan kepolisian terkait dugaan pungli tersebut untuk menentukan nasib Redi.

"Kalau terbukti bersalah atau tidak kami menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian. Karena yang berwenang memutuskan terbukti bersalah atau tidak, itu sudah jelas disampaikan. Tapi yang jelas apabila hasil penyelidikan Redi ini tidak bersalah, kenapa tidak Redi ini kita angkat kembali," ucapnya.

"Kami tegaskan apabila Redi tidak bersalah, maka Redi akan kami hidupkan kembali untuk menjadi pegawai PHL yang mendapat honorarium itu saja," tegasnya.

Terkait isu diskriminatif muslim dan nonmuslim di TPU Cikadut, Bambang menegaskan bahwa hal itu tidak ada.

"Dan isu mengenai diskriminatif muslim dan non muslim sebenarnya tidak ada. Itu tidak ada. Toh tpu cikadut diperuntukkan untuk semua orang. Dari Redi sendiri tidak ada statemen itu," ucapnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com