KUPANG, KOMPAS.com - Jam dinding menunjukkan pukul 09.45 Wita, saat Oma Rahel Nauk keluar dari rumahnya di Desa Lekona, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/7/2021).
Terik matahari yang mulai menyengat kulit tak menyurutkan semangat nenek 71 tahun itu untuk terus melangkah menuju pematang sawah.
Meski tak lagi muda, Oma Rahel berjalan kaki sendirian sejauh 1 kilometer menuju lokasi sawah.
Dia hanya membawa air minum yang diisi dalam botol bekas air mineral.
Baca juga: Gubernur NTT Izinkan Warga Buka Masker, asalkan...
Butuh sekitar 10 menit bagi istri almarhum Martinus Malesi itu untuk sampai di tempat tujuan.
Pagi itu, Oma Rahel dan warga lainnya berbaur bersama puluhan tentara dari Kodim 1627/Rote Ndao untuk mengerjakan pembangunan saluran irigasi sepanjang 500 meter.
Proyek ini termasuk dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke- 111 pada 2021.
Desa Lekona berada di sebelah timur Pulau Rote yang berjarak 38 kilometer dari Kota Baa, ibu kota Kabupaten Rote Ndao.
Pulau ini letaknya paling selatan di Indonesia dan berbatasan laut dengan Australia.
Mengenakan topi koboi dipadu jaket kain kuning tua, celana pendek biru dengan sandal jepit biru tua, Oma Rahel terlihat berbeda dari warga lainnya.
Meski jadi yang paling senior, Oma Rahel malah yang paling bersemangat mengangkat batu karang berukuran sedang.
Baca juga: Cerita Duo TNI-Polri, Panen Sayur Hidroponik dan Lele untuk Warga yang Isolasi Mandiri
Nenek yang memiliki 6 orang anak dan 3 cucu itu bukan hanya sekali mengangkat batu.
Tetapi, Oma Rahel beberapa kali mengangkat batu dengan berat lebih dari 5 kilogram.
Dengan langkah cepat, Oma membawa batu-batu itu dan membawanya menuju tumpukan.
Gerakan yang gesit membuat Oma Rahel terlihat seperti 30 tahun lebih muda.
Sesekali ia melempar tawa, lantaran menjadi sorotan warga dan anggota TNI yang hadir.
Setelah mengumpulkan batu, Oma Rahel lantas berpindah dekat mesin molen di sisi utara.
Ia mengangkat ember berukuran kecil yang berisi campuran semen dan pasir.