Rut Noersanti (53) warga Surabaya yang berdomisili di Semarang sangat antusias dengan dibukanya layanan vaksinasi tersebut.
"Saya sangat minat untuk Sinopharm soalnya lebih bagus. Saya sudah vaksin dua kali terakhir 29 April. Saya tanya dua dokter katanya boleh. Jadi saya antusias, sekarang kan mewabah maka hati-hati, pakai masker saja dua lapis," ujarnya.
Ia pun masih menunggu kepastian pelaksanaan vaksinasi itu untuk segera digelar kembali.
Baca juga: Cerita Ketua DPRD Kabupaten Semarang Cari Oksigen hingga Dini Hari
Sebab, jika peminatnya banyak maka bisa membantu pemerintah juga dalam hal anggaran.
"Dengan vaksin mandiri ada bagusnya kan membantu pemerintah, untuk keuangan. Dengan dibantu mandiri kan mungkin lebih membantu. Soal penundaan ya agak kecewa tapi enggak apa-apa, saya udah vaksin, yang belum vaksin kasihan. Harapannya semoga cepat dilaksanakan vaksinasi mandiri," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian BUMN mengeklaim, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 individu dari Kimia Farma dilakukan untuk mempercepat penerapan vaksinasi gotong royong.
Manajemen Kimia Farma menyatakan, penyediaan layanan vaksin berbayar di sejumlah kliniknya tidak untuk mengejar keuntungan alias tujuan komersial.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Massal di GBK, Panglima TNI Ajak Tenaga Kesehatan Tetap Semangat
Layanan penyuntikan vaksin yang menyasar individu itu semata dilakukan untuk mendukung program percepatan vaksinasi nasional dari pemerintah.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Kimia Farma Diagnostik Agus Chandra mengatakan, harga vaksin per dosis dalam program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) individu sudah ditetapkan oleh pemerintah.
"Harga vaksin untuk VGR individu/perorangan sama dengan harga vaksin untuk VGR badan usaha/badan hukum, yaitu sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, termasuk tarif layanan penyuntikannya," ujar Agus.