Hal itu perlu karena Kukar dekat dengan wilayah Balikpapan dan Bontang.
Begitu juga dengan Kota Samarinda yang memiliki kasus positif tertinggi keempat di Kaltim, juga berdekatan dengan Tenggarong, Ibu Kota Kukar.
Karena itu, potensi penularan sangat mudah terjadi, ketika antar masyarakat saling interaksi, sehingga penyekatan adalah bagian dari mitigasi penularan yang dianggap efektif.
“Saya sampaikan ke Bupati dan beliau setuju. Bahwa kita harus kuatkan hulu. Mitigasi fisik penting,” tegas dia.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 11 Juli 2021
Charles menyatakan penguatan sisi hulu sebagai pengendali penularan Covid-19, karena masih banyak warga yang belum patuh, bahkan tidak sadar ketika terjangkit Covid-19.
Dia menceritakan pernah terjadi kasus di Kukar, seorang anak tidak sadar terpapar Covid-19, lalu menjangkiti ayahnya hingga meninggal.
“Contoh ada orang hanya flu biasa saja, tidak demam, tapi ternyata dia positif. Di rumah dia sudah tularkan ke ayahnya usia 90 tahun. Kini, ayahnya sudah meninggal. Si anak itu baru sadar positif setelah diperiksa tim medis,” kata dia.
Baca juga: 3 Daerah di Kaltim Terapkan PPKM Darurat
“Pelajar yang kita ambil, kita sering tidak sadar terjangkit karena lalai prokes dan risikonya kita menularkan ke orangtua kita yang bisa berakibat fatal. Ini kejadian di Kukar,” sambung Charles.
Apalagi, menurut Charles, lonjakan kasus di Kukar terbanyak dari klaster keluarga. Oleh karena itu, potensi penularan sangat cepat, karena interaksi dalam satu rumah.