KOMPAS.com - Pipin Aripin, pemilik produsen peti mati di Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tengah merasakan kondisi yang bertentangan.
Di satu sisi, usahanya laris manis, bahkan ia mengaku sampai kewalahan.
Seiring bertambahnya kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia, dia mendapat banyak order, mulai dari perorangan, lembaga, hingga Kementerian.
"Sekarang ini kami kewalahan karena banyak permintaan dari lembaga dan dari Kementerian Kesehatan," ujarnya, Kamis (8/7/2021).
Namun, di sisi lain, ada perasaan sedih yang menggelayuti dirinya.
Dia merasa prihatin dengan banyaknya kasus kematian akibat Covid-19 akhir-akhir ini.
"Ya, omzet naik berpuluh kali lipat, keuntungan juga bisa dapat puluhan juta per bulan. Tapi sedih juga dengan kondisi sekarang ini, banyak berita kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia ini tinggi. Saya hanya berharap semoga pandemi ini segera berakhir," ucapnya.
Baca juga: Produsen Peti Mati di Sumedang Kewalahan Penuhi Pesanan, Sehari Produksi hingga 60 Unit
Usaha peti mati Pipin mendapat banyak permintaan usai Lebaran 2021.
"Ramai orderan peti mati itu. Sebenarnya sudah mulai sejak pertengahan bulan Ramadhan kemarin. Kemudian pasca-Lebaran makin banyak pesanan," terangnya.
Orderan tersebut tak hanya dari Jawa Barat, tetapi juga daerah lain.
"Pesanan yang masuk juga tidak hanya dari Jawa Barat, Kementerian Kesehatan, tapi juga banyak dari luar Jawa, seperti dari Lampung dan Sumatera," beber Pipin.
Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Meningkat, Awalnya Gali Liang secara Manual, Kini Pakai Alat Berat
Kondisi padatnya pesanan peti mati berbanding terbalik dengan awal pandemi atau di tahun 2020.
Saat itu, Pipin paling banyak mendapat enam orderan peti mati.
"Sekarang ini pesanan masuk bisa 50 sampai 60 unit peti mati. Terus terang kami mulai kewalahan," ungkapnya.
Baca juga: Istri Dimakamkan dengan Protokol Covid-19, Selang 5 Hari Kuburan Dibongkar Suami, Ini Alasannya
Agar pesanan tersebut terpenuhi, Pipin pun menambah pekerja.
Dulu, dia hanya mempekerjakan tiga orang. Kini, ada delapan orang yang membantunya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sumedang, Aam Aminullah | Editor: I Kadek Wira Aditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.