Pasalnya, Eni yang tinggal di Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, itu sering berinteraksi dengan banyak orang.
Maklum Eni kesehariannya menjaga usaha toko klontong yang dibuka di rumahnya sendiri.
“Saya agak lega setelah divaksin. Jadi saya tidak mudah tertular. Dan tadi saat divaksin rasanya seperti digigit semut saja,” kata Eni.
Di rumahnya, kata Eni, hanya adiknya saja yang belum divaksin. Sementara kedua orangtuanya sudah menerima vaksin beberapa waktu lalu.
Eni mengatakan, masing-masing penyandang difabel memiliki pandangan sendiri-sendiri terkait vaksinasi Covid-19.
Sebab, penyandang disabilitas ketakutan setelah mendapatkan informasi dampak negatif dari vaksin.
“Selain takut jarum saat divaksin, mereka takut gimana karena ada berita-berita negatif (tentang vaksin) juga,” ungkap Eni.
Eni berharap, difabel lainnya tidak ketakutan untuk divaksin.
Apalagi ia bersama penyandang difabel lain sudah membuktikan tidak terjadi apa-apa usai divaksin.
“Memang ada yang takut dan ada yang tidak. Ya setelah ini semoga mereka banyak mau dan tidak takut lagi (divaksin),” pungkas Eni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.