AMBON, KOMPAS.com - Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua memastikan tim medis akan melakukan tracing terhadap keluarga dan sejumlah warga Desa Watludan yang mengambil paksa jenazah Covid-19 di RSUD Masohi.
Pengambilan paksa jenazah seorang guru yang positif terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Masohi terjadi pada Kamis (8/7/20201).
“Harus dilakukan tracing kepada keluarga yang mengambil jenazah itu,” kata Abua kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Jumat (9/7/2021).
Setelah mengambi jenazah dari RSUD Masohi, warga langsung memblokade jalan yang menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram.
Baca juga: Warga yang Ambil Paksa Jenazah Covid-19 Kelabui Petugas RSUD, Mengaku Diizinkan Pejabat Pemkab
Menurut Abua, dalam negosiasi yang dilakukan aparat dan pemerintah daerah, warga juga bersedia untuk tracing.
“Lalu masyarakat yang kontak dengan pasien itu akan di-tracing itu juga salah satu hasil kesepakatan saat pembukaan jalan,” ujarnya.
Abua menambahkan, tracing terhadap keluarga yang mengambil jenazah dari RSUD dan memakamkannya tidak dengan protocol Covid-19 perlu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayah itu.
“Jadi tracing harus tetap dilakukan, karena itu sesuai prosedur. Saya sudah perintahkan untuk pasien dimakamkan secara protokol kesehatan di tempat pemakaman khusus tapi mereka membawa pulang jenazah dan memakamkannya tidak sesuai prokes,” ungkapnya.