“Itu ada dua jenis melati lo. Yang sering kita pakai itu melati pantai. Ada satu lagi melati siu eng atau melati gambir itu melati dari gunung, itu bungane biasa tapi wangi sekali. Melati pantai nggak ada nama cinane,” tambah Pek Hauw.
Baca juga: 9 Manfaat Minum Teh Hijau dengan Lemon, Bisa Turunkan Berat Badan
Ci Sien menjelaskan bahwa setelah kakeknya meninggal pada 1956, usaha Teh Tatah dilanjutkan oleh putra Lie Seng Hok, yaitu Lie Kim Hien.
Sayangnya perusahaan Teh Tatah tutup pada 1975.
“Karyawan waktu yang terakhir itu 20-an. Jamane engkong ya akeh banget (jamannya kakek ya banyak sekali). Lagi jaya-jayane, jaman keemasan. Ratusan orang. Dan waktu itu belum ada teh wangi sih. Cikal bakale ya dari Teh Tatah,” sambung Ci Sien.
Namun ia tak bisa menjelaskan alasan sang kakek memilik nama Tatah untuk teh wangi buatannya.
Baca juga: Jambu Mete dan Daun Teh Bisa Cegah Plak Gigi? Ini Kata Pakar UGM
“Nah itu ada legendane kayane. Tapi dia nggak cerita sama aku. Tapi aku berpikir apa sebabe milih nama Teh Tatah, Teh Meriam, Teh Gelas, Teh Sumur. Itu produksine engkong, macem-macem. Ada Teh Pestol juga, Kaki Tiga juga ada."
"Kira-kirane ya itu, kalau dulu kan tukang kayu untuk membuka dalan (jalan). Jadi kita harus natah dalan (menatah jalan, membuka jalan). Jebule ada legendane ini Tatah, kan membuka jalan, jadi natah. Teh Sumur, sumur itu penghidupan. Ada arti-artinya. Ngadepin musuh karo meriam sama pestol,” ujarnya terbahak-bahak.
“Kiye, ana-ana bae ya (ini ada-ada saja ya),” gelak Ci Sien dan Pek Hauw bersamaan.
Baca juga: 7 Manfaat Minum Teh Hijau dengan Lemon bagi Tubuh
Ia pun menjelaskan bahwa pabrik-pabrik teh di Slawi mengeluarkan beraneka macam merek dagang.
“Misal yang favorit, Teh 2 Tang ngeluarin Teh Tjatoet, Teh Sosro punya Teh Poci, Teh Gopek punya Cangkir. Yang aku ngerti itu Teh Pocine Sosro itu dulu punyane Hok Cui. Terus dibeli Sosro karena Hokcui nggak produksi lagi. Keturunane Hok Cui ya ilang kabeh, aku wis ora ngerti. Seru sejarah teh wangi di Slawi ini,” jelas Ci Sien.
“Ya jadi, Slawi itu sentrane teh wangi itu juga minum tehnya pakai poci. Nyipok, moci sambil ndopok!,” pungkas Ci Sien terbahak.
Baca juga: Resep Es Teh Serai, Minuman Segar Kaya Manfaat
Tradisinya, menambahkan bunga-bunga ke dalam minuman teh seperti bunga kayu manis, bunga jeruk, dan bunga melati.
Mereka membagi melati menjadi dua jenis yaitu melati biasa (mo li hua/Jasminum sambac) dan melati gambir (su xin/Jasminum grandiflorum).
Seiring dengan penyebaran diaspora orang Cina ke Nusantara, tradisi pembuatan teh wangi melati pun berlanjut di Indonesia.
Di China, acara minum teh menggunakan poci. Peralatannya pun memiliki aneka fungsi ritual dan sosial.
Baca juga: Efek Samping Terlalu Banyak Minum Teh Hijau
Sementara, bagi masyarakat Tegal, khususnya Slawi, acara minum teh menggunakan poci mungil dan gelas tembikar. Namanya “Nyipok” alias moci sambil ndopok atau minum teh dengan poci sambil berbincang-bincang santai bersama keluarga atau kawan-kawan.
Biasanya, segelas teh panas wangi melati dinikmati dengan sebongkah gula batu mungil. Hasilnya, teh bercitarasa ‘nasgitel’ panas legi (manis) kentel (kental)!
Tradisi ‘Nyipok’ ini dapat mengingatkan kita pada ritual atau upacara minum teh di beberapa negara Asia.
Baca juga: [HOAKS] Tak Ada Kematian Covid-19 di Vietnam karena Minum Teh Lemon untuk Bunuh Corona
Di China, ada tradisi yang dikenal dengan nama Kongfu Cha, di Jepang dengan nama Sado atau Chado, atau tradisi minum teh di Korea yang disebut Darye
Sementara di Tegal memiliki tradisi minum teh 'Nyipok' dengan kudapan khas Slawi yaitu tahu aci nan gurih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.