"Kira-kiranya ya sebelum Jepang tuh. Jadi tahun 30-an kayane,” ujar Ci Sien.
“Kayane 28 (1928),” ujar Maria menimpali.
“Jamane Tin Kang. Ya itu tahun 1928 itu bener. Belajare ke Tin Kang. Oey Tin Kang. Dipelajari dan ternyata berhasil. Padahal sang guru tidak berhasil. Terus embah berpikir ngelanjutin. Nah Simbah berhasil. Mulai produksi,” kenang Ci Sien.
Ci Sien mengaku mendengar sejarah Teh Tatah dari sang kakek Lie Seng Hok dan sang ayah, Lie Kim Hien.
Baca juga: 6 Pasien Isoman Covid-19 di Tegal Meninggal dalam Sepekan, Awalnya Gejala Ringan
Seng Hok awalnya memproduksi teh rumahannya untuk pasar lokal. Namun kemudian mulai merambah ke Jakarta.
“Embah berpikiran, bahwasannya akan terkenal kalau bisa menguasai ibukota. Saudarane engkong ancure neng ibukota. Angger Jakarta wis kecekel ya benderane se-Indonesia (kalau Jakarta sudah dipegang, ya benderanya seIndonesia). Mulai dikirim ke Jakarta,” ujar Ci Sien.
Namun sayangnya, akibat persaingan dagang, terjadi sabotase terhadap produk Teh Tatah. Peristiwa tersebut tejadi sekitar tahun 1960-an. Sang kakek pun meninggal dunia.
“Disabotase di Jakarta. Disimpen ben bosok, disebarna! (disimpan supaya busuk lalu disebarkan). Jadi kan nggak muncul. Itu sejarah ancure Teh Tatah. Itu sekitar tahun 1956-an. Tahun itu enkong meninggal. Waktu kira-kira usia 70-an, beban pikiran. Enyong (aku) isih kanak-kanak sih, dadi lupa-lupa inget,” kenang Ci Sien dengan logat ngapak-nya.
Baca juga: Mengenal Kombucha, Teh Fermentasi yang Bisa Jadi Pengganti Soda
Setelah kejadian tersebut, nama Teh Tatah mulai surut, namun tetep di produksi di Slawi dan dijual untuk pasar lokal.
Tahun 1940-an, mulai muncul generasi baru pabrik teh yang sekarang sudah besar.
“Pada tahun 1940-an, mulai ditembak sama generasi-generasi baru pabrik teh yang sekarang besar-besar. Ya pada belajar bikin teh. Ada yang belajar ke sini juga. Kalo sore pada maen ke sini, dipancing-pancing ya resepe kecandak,” ujar Ci Sien sambil tertawa.
“Ya silakan. Tidak apa-apa. Rejeki kan sudah ada yang membagi,” tegas Ci Sien ketika ditanya apakah dengan membagi resep teh wangi keluarga Lie menyurutkan bisnis Teh Tatah.
Baca juga: Resep Wedang Teh Jahe Rempah, Minuman Empon-empon untuk Imunitas Tubuh
“Daun teh ijo dimasak dulu, digoreng, disangan (sangrai). Teh langsung goreng manual, pake kaya paso, diungkep sama melati,” jelas Ci Sien.
Dia juga menyebutkan daerah asal teh yang digunakan oleh keluarga Lie, yaitu teh dari Kaligua Bumiayu, Pemalang, dari Jawa Barat.
“Ya dari perkebunan-perkebunan zaman Belanda dulu sih,” sambung Pek Hauw.
Baca juga: Efek Samping Terlalu Banyak Minum Teh Hijau
“Jadilah Teh Tatah yang pertama-tama bikin teh melati,” tegas Ci Sien.
Ia juga menjelaskan alasannya menggunakan melati dalam teh yang dibuat oleh keluarganya.
Menurutnya petani melati menyetorkan melati kuncup pada sore hari. Mereka melakukan kegiatan ini setiap sore hari menjelang melati akan bermalam bersama teh
Melati hanya akan mekar dan terserap wanginya oleh teh pada malam hari.
Baca juga: Tea Act, Monopoli Teh oleh Inggris di Amerika
“Ya jaman dulu nggak ada essens. Asli berarti jasmin pure. Mengapa pilihnya melati. Kenapa nggak pakai mawar. Mungkin karena wanginya yang pas pakai teh itu melati. Engkong ngambil melatinya dari Pekalongan,” ujar Ci Sien.
Dia menyebutkan Pekalongan sebagai daerah pusat melati di pantai utara Jawa yang masih memproduksi hingga saat ini.
Bahkan, kawasan pesisir di timur Tegal itu masih menjadi pemasok utama pabrik-pabrik teh Slawi.