Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Tatah, Teh Wangi Melati Asal Slawi Tegal, Ada Sejak 1928

Kompas.com - 09/07/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Tak hanya menjadi tempat asal para pengusaha wateg. Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, terutama Slawi terkenal dengan teh wanginya.

Kawasan Tegal memiliki empat produsen teh wangi melati terbesar di Indonesia. Yakni pabrik teh Gunung Slamat produsen Teh Sosro dan Teh Poci (1940), Pabrik Teh 2 Tang (1942), Pabrik Teh Tongtji (1938), dan Pabrik Teh Gopek (1942).

Namun ada satu merek teh wangi melati yang cukup legendaris di Tegal khususnya di Slawi. Namanya adalah Teh Tatah.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Ampas Teh untuk Menyuburkan Tanaman

Sejarah teh di Tegal

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, alkisah bermula dari masa Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa, yang diterapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Graaf Johannes van Den Bosch pada 1830.

Sistem ini diutamakan untuk komoditas ekspor berupa kopi, tebu, teh, dan nila (tarum/indigofera tinctoria). Pada masa itu, teh menjadi komoditas mahal yang sedang digandrungi kalangan kelas elit dan sosialita di Eropa.

Dalam buku Gedenkboek der Nederlandsch Indisiche Theecultuur 1824-1924 tersebutlah nama J.I.L.L. Jacobson yang menyelundupkan bibit teh dari Taiwan ke Hindia Belanda pada 1832.

Baca juga: Cara Membuat Teh Jahe dan Manfaatnya Buat Kesehatan

Ilustrasi teh.PIXABAY/CONGERDESIGN Ilustrasi teh.
Dia menguji coba penanaman bibit teh di daerah Wanayasa, Karawang. Namun uji coba ini gagal.

Sekali lagi, Jacobson menyelundupkan benih pohon teh dari Cina ke Hindia Belanda dan menanamnya di wilayah Bandung.

Upayanya membuahkan hasil, tanaman teh tersebut tumbuh baik. Sejak itu Jacobson diangkat sebagai inspektur budidaya teh.

Kemudian Jacobson mengarahkan penanaman bibit teh di beberapa daerah seperti Banten, Kerawang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Besuki, Banyumas, Bagelen dan Kedu.

Baca juga: Jangan Dibuang, Kantong Teh Bekas Bisa Digunakan untuk 7 Hal Ini

Lalu Pemerintah Hindia Belanda bergegas melakukan budidaya teh di Hindia Belanda. Alasannya, teh merupakan komoditas mahal.

Di samping itu banyak orang Cina di Hindia Belanda yang pandai dalam budidaya tanaman teh serta pemrosesan daun teh.

Tegal, terutama di wilayah Bumijawa yang terletak di kaki Gunung Slamet, menjadi tempat penanaman bibit pohon teh sejak 1846.

Baca juga: Resep Teh Kunyit, Dapat Tingkatkan Imunitas Tubuh

Sampai saat ini masih terdapat kebun teh di daerah itu, baik yang dimiliki oleh warga maupun perusahaan teh wangi. Ada sederet perusahaan teh wangi di Buminawa: Teh 2 Tang, Teh Gopek, dan Teh Tongtji.

Jenis teh yang ditanam di daerah Bumijawa kebanyakan adalah jenis Camelia sinensis yang kerap menjadi bahan utama pembuatan teh wangi.

Produsen teh lainnya banyak mendatangkan daun teh dari perkebunan di Jawa Barat, terutama dari Sukabumi.

Baca juga: Ketahui 5 Teh yang Dapat Memperpanjang Usia

Tatah, teh legendaris asal Slawi

Kegiatan warga Slawi membuat teh menggunakan wadah tembikar atau paso. Sigit Pamungkas Kegiatan warga Slawi membuat teh menggunakan wadah tembikar atau paso.
Teh Tatah adalah salah satu teh legendaris dari Slawi. Saat ini pabrik Teh Tatah yang ada di Jalan Mayjen Sutoyo, Slawi ditempati oleh Lie Cisien (71) atau Laurensius Agung Sugiharto dan istrinya, Sim Lian Sin (70) atau Maria Sinta Handayani.

Maria kerap membuat kue kura-kura warna merah berisi kacang hijau yang ia sebut kukuran, termasuk kue wajik dan kue talam. Kue-kue tersebut ia jual ke beberapa toko kue di Slawai.

Lie Cisien adalah cucu dari Lie Seng Hok pendiri pabrik Teh Tatah. Ia bercerita, pabrik Teh Tatah dididirikan sejak tahun 1928.

Baca juga: Memprihatinkan, Kulit Balita di Tegal Melepuh Sekujur Tubuhnya

Saat itu sang kakek yang datang dari China turun di Semarang dan langsung tinggal di Slawi. Awalnya ia kerja kasar lalu bergeser membuat teh wangi.

“Pertama-tamanya di kota Slawi ini munculnya teh wangi itu dari eyange aku. Engkong namane Lie Seng Hok,” ujar Ci Sien.

Seng itu hidup, Hok itu rejekine. Jadi rejekine hidup,” sahut Pek Hauw.

“Embah pertamanya bukan kerja teh dulu. Embah itu datang dari Cina, terus turun ke Indonesia di Semarang langsung ke Slawi. Asal muasalnya bukan kerja teh. Pertamane ya orang nggak punya modal ya, jadine kerja kasar lah. Lha, terus engkong terpikir bikin teh wangi,” ujar Agung menambahkan.

Baca juga: 6 Pasien Isoman Covid-19 di Tegal Meninggal, Satgas Minta Keluarga Amati Gejala Ini

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com