Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Medan dan Sibolga Masuk Level 4 Penyebaran Covid-19, Ini Respons Gubernur Edy

Kompas.com - 08/07/2021, 16:21 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengaku keberatan dengan status Kota Medan dan Kota Sibolga yang masuk dalam daftar 43 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali dalam situasi Covid-19 status level 4.

Edy mengklaim, sampai saat ini penyebaran Covid-19 di Sumut relatif terkendali.

"Sumut, kondisinya bisa terkendali," kata Edy usai bertemu dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution di rumah dinas gubernur di Medan, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Gubernur Edy: Banyak Masyarakat Sumut Tak Percaya Covid-19

Dia menyebut, rerata bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 masih di angka 41 persen.

Bahkan, keterisian ICU khusus Covid-19 juga masih di tingkat 39 persen.

Kota Medan dan Sibolga sendiri saat ini tengah melakukan PPKM Mikro diperketat karena status level empat itu. Kegiatan di masyarakat kemudian semakin diperketat.

Baca juga: Warga Asal Luar Daerah ke Medan akan Dibatasi Saat PPKM Mikro, Ini Kata Walkot Bobby

Edy menyebutkan, level itu ditetapkan berlandaskan BOR, angka penyebaran dan angka kematian akibat Covid-19 dalam sepekan.

"Sehingga menjadikanlah level. Level empat katanya (Medan dan Sibolga)," ungkap Edy.

Namun, dengan melihat kondisi yang ada saat ini, menurut Edy, Kota Medan dan Kota Sibolga seharusnya tidak masuk di level empat.

"Setelah saya pelajari juga, Kota Medan ini sebenarnya tidak di level empat, harusnya dia di level tiga. Ada sibolga juga dikatakan di level empat. Tapi setelah kita pelajari, jumlah rumah sakit yang ada di situ, 180 room, terpakai 44 room. Berarti posisinya juga tidak pada level empat," papar Edy.

Dia menduga, kemungkinan besar ada kesalahan perhitungan soal standar penetapan status itu. Pihaknya akan terus mempelajari dan mengevaluasi masalah ini.

Bagi dia, masalah penetapan status pada level-level seperti ini sangat penting, karena menentukan langkah apa yang harus diterapkan di daerah dengan level tertentu.

"Kenapa itu harus saya sampaikan? Karena tindakan pada level empat, level tiga, level dua, dan level satu itu berbeda. Pemberlakuan kerja di kantor juga berbeda. Untuk itu harus kita pastikan di dua tempat itu tadi, Kota Medan dan Kota Sibolga," pungkas Edy.

Upaya pengendalian Covid-19 masih aman

Hal senada juga diungkapkan Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Dia menyebutkan, sejauh ini upaya pengendalian Covid-19 di Medan masih aman.

Bobby merinci, sampai saat ini, fatality rate atau tingkat kematian akibat penyebaran Covid-19 di Medan masih di angka 3,1 persen, BOR di angka 41 persen untuk ruang isolasi dan 37 persen untuk ICU.

"Hari ini Medan masih aman, namun perlu pengetatan," katanya.

Saat ini, Kota Medan telah menerapkan PPKM Mikro diperketat. Aktivitas di masyarakat diperketat dan dibatasi dengan luar biasa.

Bobby mengakui, sampai saat ini masih banyak warganya yang melanggar protokol kesehatan dan regulasi terkait pengetatan PPKM Mikro tersebut.

Masih banyak dijumpai kafe atau tempat usaha yang beroperasi di atas batas waktu yang sudah ditetapkan.

"Kami bukan hanya ingin menindak atau hanya ingin menegur, tapi kami ingin mengajak masyarakat bisa mengikuti apa hari ini yang kita sudah keluarkan, dalam aturan di PPKM Mikro pengetatan," ungkap Bobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com