Novilia menjadi ujung tombak Bio Farma untuk mengembangkan uji klinis vaksin tersebut.
Saat itu ada enam fokus uji klinis vaksin yang tengah diproses pada bagian uji klinis, antara lain bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.
"Meski harus kerja keras, saya bersyukur Bio Farma semakin banyak meluncurkan beberapa terobosan baik pada produk vaksin maupun biosmilar yang diproyeksikan harganya akan lebih terjangkau masyakarat," tutur dia dalam keterangan tertulisnya di laman situs tersebut.
Bio Farma pun mengaku kehilangan sosok insipiratif di dunia kesehatan dan kedokteran di Indonesia.
Baca juga: Tambah 780 Kasus Positif Covid-19 di NTT, Paling Banyak dari Kabupaten Ngada
Melalui akun Instagram-nya, Bio Farma menyampaikan belasungkawa atas kepergian Novilia.
"Segenap Keluarga Besar Bio Farma berduka cita atas meninggalnya Dr. Novilia Sjafri Bachriar, dr., M.Kes. (Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma). Semoga Almarhumah memperoleh tempat terbaik disisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan," tulis akun Bio Farma.
Sementara itu, dilansir dari Antara, Dandi mengatakan, almarhumah sudah dimakamkan di Cimahi dengan menggunakan protokol Covid-19, Rabu (7/7/2021). (David Oliver Purba).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.