Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus 108 Kg Sabu di Riau, Kakak Adik Bawa Narkoba Pakai Karung

Kompas.com - 07/07/2021, 14:34 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu.

Dari pengungkapan kasus ini, petugas menyita barang bukti sabu dalam jumlah besar, yaitu 108 kilogram.

Sebanyak empat orang pelaku ditangkap petugas.

Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan, pengungkapan kasus ini dilakukan pada Selasa (6/7/2021).

"Kita telah berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu sebanyak 108 kilogram. Tersangka kita amankan empat orang," ucap Agung kepada wartawan saat konferensi pers di Mapolda Riau di Jalan Pattimura, Pekanbaru, Rabu (7/7/2021).

Baca juga: Soal Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha, Ini Arahan Gubernur Riau untuk Kepala Daerah

Agung menyebutkan, dua orang pelaku merupakan kakak beradik, berinisial BY dan BO, warga Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru.

Sedangkan dua pelaku lainnya adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bangkinang di Kabupaten Kampar dan Lapas Pekanbaru.

"Pengendalinya dari Lapas Bangkinang dan Lapas Pekanbaru, berinisial RI dan RO," sebut Agung.

Baca juga: Awalnya Ngotot Menolak Masker dan Tak Percaya Covid-19, Ditangkap Polisi Langsung Minta Maaf

Barang bukti 108 kilogram sabu itu dikirim dari Malaysia dan dikemas dalam bentuk bungkus teh.

Barang haram itu rencanaya akan diedarkan oleh pelaku di wilayah Pekanbaru.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan, penangkapan BO dan BY dilakukan di kawasan Jalan Paus, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru.

Kakak beradik ini kedapatan membawa satu karung sabu sebanyak 38 kilogram menggunakan satu unit mobil.

 

Setelah diselidiki, petugas kembali menemukan barang bukti sabu sebanyak 22 kilogram di Jalan Labersa, Pekanbaru.

"Setelah itu, petugas kembali melakukan pengembangan dan berhasil menemukan barang bukti 48 kilogram sabu di Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis. Ada dua karung berisi sabu ditemukan petugas di dalam kebun sawit," kata Agung.

 

Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Riau Kombes Victor Siagian menyatakan, tersangka BO dan BY adalah kurir yang diberi upah untuk mengantarkan sabu kepada pemesan di Pekanbaru.

"Mereka diupah Rp 5 juta per kilogram, tapi upah belum mereka terima," kata Victor saat diwawancarai Kompas.com usai konferensi pers, Rabu.

Dia mengatakan, barang haram itu dibawa dari Malaysia dan ditempatkan di lokasi terpisah.

Setelah itu, barang dijemput oleh BO dan BY.

Kakak beradik itu diarahkan oleh dua orang napi di Lapas Pekanbaru dan Lapas Bangkinang.

"Barang bukti sabu dari Malaysia disembunyikan di semak-semak pinggir jalan. Kemudian dijemput oleh tersangka BO dan BY. Jadi, total barang bukti yang diamankan 108 kilogram," tutur Victor.

Ia menambahkan, kasus ini masih dalam pengembangan, karena diduga masih ada pelaku lain dalam jaringan tersebut.

Sementara itu, empat orang tersangka dijerat dengan Pasal 112 jo Pasal 114 KUHP tentang narkotika, dengan ancaman hukuman mati dan penjara maksimal 20 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com